Khasiat dan Manfaat "Pohon Pule" atau pohon pulai untuk MANUSIA
Khasiat dan Manfaat "Pohon Pule" atau pohon pulai untuk MANUSIA
Pule adalah pohon besar yang sering dianggap keramat. Sekarang ini pohon pule sudah semakin jarang ditemui karena populasinya semakin sedikit karena banyak di buru. Tanaman ini memiliki nama latin Alstonia scholaris.
Pohon pule bisa tumbuh sampai ketinggian 15m lebih. Pule dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 500-1000 m diatas permukaan laut. Tumbuh subur di wilayah daerah hutan pantai barat india, banyak juga terdapat di Sri Lanka, Australia, kepulauan Solomon dan tentunya ada di Indonesia.
Tanaman ini sekarang sudah menjadi perburuan komoditi tanaman hias untuk memperindah rumah mewah, hotel, restauran dan lainya. Tanaman pule sangat eksotis yang memiliki nilai jual cukup tinggi.
Biasanya tanaman ini tumbuh subur di area pekuburan dan tepi-tepi sungai.
Untuk menanam pohon pule adalah sangat mudah, anda tinggal potong batang yang muda, lalu anda tanam di tempat yang tidak terkena matahari langsung.
Pohon Pulai adalah nama pohon dengan nama botani Alstonia scholaris. pohon ini dari jenis tanaman keras yang hidup di pulau Jawa dan Sumatra. Dikenal juga dengan nama lokal pule, kayu gabus, lame, lamo dan jelutung. kualitas kayunya tidak terlalu keras dan kurang disukai untuk bahan bangunan karena kayunya mudah melengkung jika lembap, tapi banyak digunakan untuk membuat perkakas rumah tangga dari kayu dan ukiran serta patung. Pohon ini banyak digunakan untuk penghijauan karena daunnya hijau mengkilat, rimbun dan melebar ke samping sehingga memberikan kesejukan. Kulitnya digunakan untuk bahan baku obat. berkhasiat untuk mengobati penyakit radang tenggorokan dan lain-lain.
Deskripsi Tumbuhan
Nama Umum : Pulai Nama Ilmiah : Alstonia scholaris [L.] R. Br. Sinonim : A. spectabilis, R.Br. Familia : Apoeynaccae
Nama Lokal :
Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, reareangou,; bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate). devil’s tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna (India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand).;
Tumbuhan Pulai tersebar di seluruh Nusantara. Di Jawa pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl.
Pulai kadang ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20 – 25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4 – 9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 – 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 – 23 cm, lebar 3 – 7,5 cm, warna hijau.
Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20 – 50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 – 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau setek batang dan cabang.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, malaria, limfa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, ; Kurang napsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, anemia, ; Kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid, bisul,; Tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik akut, borok (ulcer), ; Beri-beri, masa nifas, payudara bengkak karena ASI.;
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Kulit kayu dan daun. Kulit kayu dikeringkan dengan cara di jemur atau
pemanasan.
INDIKASI :
Kulit kayu dapat mengatasi:
- demam, malaria, limpa membesar,
- batuk berdahak,
- diare, disentri,
- kurang nafsu makan,
- perut kembung, sakit perut, kolik,
- kencing manis (diabetes mellitus),
- tekanan darah tinggi (hipertensi),
- wasir,
- anemia,
- gangguan haid, dan
- rematik akut.
Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- borok (ulcer), bisul,
- perempuan setelah melahirkan (masa nifas),
- beri-beri, dan
- payudara bengkak karena bendungan ASI.
CARA PEMAKAIAN :
Kulit kayu sebanyak 1-3 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, getahnya diteteskan untuk mematangkan bisul, tertusuk duri dan radang kulit. Air rebusan kulit batang pulai digunakan untuk mencuci luka, radang kulit bernanah, borok atau sebagai obat kumur pada sakit gigi.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam
2. Malaria
Kulit batang pulai yang sudah digiling menjadi bubuk, diambil sebanyak 2 sendok makan. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan setiap hari sampai sembuh. Selama minum obat ini, hindari makanan yang asam dan pedas. Bila penyakitnya berat, gunakan kulit pulai hitam.
3. Diare : Minumlah rebusan kulit batang pulai.
4. Memperkuat lambung : Kulit batang pulai lapisan sebelah dalam diremas-remas dalam air, minum.
5. Perut kembung, limpa membesar : Kulit batang pulai bagian dalam. diremas-remas dengan cuka, lalu minum.
6. Darah tinggi : Kulit batang pulai 1/4 jari, daun kumis kucing dan daun poncosudo sebanyak 1/5 genggam, daun pegagan, dan daun meniran masing- masing 1/4 genggam, buah ketapang 1 buah, gula enau 3 jari. Semua bahan dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kaii minum. Setiap kaii minum cukup 3/4 gelas.
7. Kencing manis / Diabetes mellitus Kulit batang pulai sebanyak 2 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, minum 1/2 jam sebelum makan. Sehari 2 kali, masing-masing 3/4 gelas.
8. Membangkitkan selera makan Sebanyak 10 g bubuk dari kulit batang pulai diseduh dengan air mendidih. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk limau, 1 sendok makan madu dan sedikit garam, aduk merata. Setelah dingin diminum sekaligus.
9. Borok bernanah Daun pulai kering digiling menjadi serbuk. Taburkan pada borok bernanah setelah dibersihkan terlebih dahulu. Lakukan 2 kali sehari,sampai sembuh.
10. Beri-beri Ambil daun pulai yang masih muda sebanyak 16 lembar, masukkan ke dalam bambu, lalu direbus dengan air,bersih. Air rebusannya diminum pada pagi hari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
11. Wanita setelah melahirkan (untuk membersihkan organ dalam)
12. Sakit badan dan dada Gunakan akar pulai yang dikunyah dengan pinang. Balurkan pada badan yang sakit.
CATATAN : Ada beberapa jenis pulai, di antaranya pulai putih dan pulai hitam
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS :
Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau.
KANDUNGAN KIMIA :
Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Zat aktif triterpenoid dari kulit kayu pulai dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Setyarini, Fak. Farmasi Unair, 1987). 2. Ekstrak air kulit kayu pulai secara in vivo dapat menekan daya infeksi telur cacing gelang babi (Ascaris suum) pada dosis 130 mg/ml dan secara invitro menekan perkembang telur berembrio menjadi larva an pada dosis 65 mg/ml.
(Thresia Ranti, jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1 99 1). 3. Pemberian infus 10% kulit kayu pulai dengan dosis 0,7; 1,5 dan 39/kg bb kelinci mempunyai efek hipoglikernik (Sulina, Jurusan Sumber : Farmasi FMIPA ITB, 1978).
Pule adalah pohon besar yang sering dianggap keramat. Sekarang ini pohon pule sudah semakin jarang ditemui karena populasinya semakin sedikit karena banyak di buru. Tanaman ini memiliki nama latin Alstonia scholaris.
Pohon pule bisa tumbuh sampai ketinggian 15m lebih. Pule dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 500-1000 m diatas permukaan laut. Tumbuh subur di wilayah daerah hutan pantai barat india, banyak juga terdapat di Sri Lanka, Australia, kepulauan Solomon dan tentunya ada di Indonesia.
Tanaman ini sekarang sudah menjadi perburuan komoditi tanaman hias untuk memperindah rumah mewah, hotel, restauran dan lainya. Tanaman pule sangat eksotis yang memiliki nilai jual cukup tinggi.
Biasanya tanaman ini tumbuh subur di area pekuburan dan tepi-tepi sungai.
Untuk menanam pohon pule adalah sangat mudah, anda tinggal potong batang yang muda, lalu anda tanam di tempat yang tidak terkena matahari langsung.
Deskripsi Tumbuhan
Nama Umum : Pulai Nama Ilmiah : Alstonia scholaris [L.] R. Br. Sinonim : A. spectabilis, R.Br. Familia : Apoeynaccae
Nama Lokal :
Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, reareangou,; bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate). devil’s tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna (India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand).;
Tumbuhan Pulai tersebar di seluruh Nusantara. Di Jawa pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl.
Pulai kadang ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20 – 25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4 – 9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 – 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 – 23 cm, lebar 3 – 7,5 cm, warna hijau.
Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20 – 50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 – 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau setek batang dan cabang.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, malaria, limfa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, ; Kurang napsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, anemia, ; Kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid, bisul,; Tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik akut, borok (ulcer), ; Beri-beri, masa nifas, payudara bengkak karena ASI.;
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Kulit kayu dan daun. Kulit kayu dikeringkan dengan cara di jemur atau
pemanasan.
INDIKASI :
Kulit kayu dapat mengatasi:
- demam, malaria, limpa membesar,
- batuk berdahak,
- diare, disentri,
- kurang nafsu makan,
- perut kembung, sakit perut, kolik,
- kencing manis (diabetes mellitus),
- tekanan darah tinggi (hipertensi),
- wasir,
- anemia,
- gangguan haid, dan
- rematik akut.
Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- borok (ulcer), bisul,
- perempuan setelah melahirkan (masa nifas),
- beri-beri, dan
- payudara bengkak karena bendungan ASI.
CARA PEMAKAIAN :
Kulit kayu sebanyak 1-3 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, getahnya diteteskan untuk mematangkan bisul, tertusuk duri dan radang kulit. Air rebusan kulit batang pulai digunakan untuk mencuci luka, radang kulit bernanah, borok atau sebagai obat kumur pada sakit gigi.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam
- a) Kulit batang pulai sebanyak 3 g dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok makan madu lalu diaduk merata. Minum sekaligus.
- b) Kulit batang bagian dalam diremas-remas dengan daun kelici (Caesalpinia crista Linn.) dan daun sembung, tambahkan sedikit air. Peras dan saring, minum.
2. Malaria
Kulit batang pulai yang sudah digiling menjadi bubuk, diambil sebanyak 2 sendok makan. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan setiap hari sampai sembuh. Selama minum obat ini, hindari makanan yang asam dan pedas. Bila penyakitnya berat, gunakan kulit pulai hitam.
3. Diare : Minumlah rebusan kulit batang pulai.
4. Memperkuat lambung : Kulit batang pulai lapisan sebelah dalam diremas-remas dalam air, minum.
5. Perut kembung, limpa membesar : Kulit batang pulai bagian dalam. diremas-remas dengan cuka, lalu minum.
6. Darah tinggi : Kulit batang pulai 1/4 jari, daun kumis kucing dan daun poncosudo sebanyak 1/5 genggam, daun pegagan, dan daun meniran masing- masing 1/4 genggam, buah ketapang 1 buah, gula enau 3 jari. Semua bahan dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kaii minum. Setiap kaii minum cukup 3/4 gelas.
7. Kencing manis / Diabetes mellitus Kulit batang pulai sebanyak 2 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, minum 1/2 jam sebelum makan. Sehari 2 kali, masing-masing 3/4 gelas.
8. Membangkitkan selera makan Sebanyak 10 g bubuk dari kulit batang pulai diseduh dengan air mendidih. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk limau, 1 sendok makan madu dan sedikit garam, aduk merata. Setelah dingin diminum sekaligus.
9. Borok bernanah Daun pulai kering digiling menjadi serbuk. Taburkan pada borok bernanah setelah dibersihkan terlebih dahulu. Lakukan 2 kali sehari,sampai sembuh.
10. Beri-beri Ambil daun pulai yang masih muda sebanyak 16 lembar, masukkan ke dalam bambu, lalu direbus dengan air,bersih. Air rebusannya diminum pada pagi hari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
11. Wanita setelah melahirkan (untuk membersihkan organ dalam)
- a) Sediakan daun pulai dan rimpang jahe yang segar secukupnya, lalu cuci bersih. Buat menjadi jus atau ditumbuk sampai halus. Saring dan peras, airnya lalu diminum.
- b) Kulit pulai dibersihkan, tambahkan sepotong kunyit, sedikit jahe dan separo buah pala. Rebus dengan cuka encer pada periuk tanah yang tertutup rapat. Setelah mendidih diangkat. Minum selagi hangat.
12. Sakit badan dan dada Gunakan akar pulai yang dikunyah dengan pinang. Balurkan pada badan yang sakit.
CATATAN : Ada beberapa jenis pulai, di antaranya pulai putih dan pulai hitam
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS :
Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau.
KANDUNGAN KIMIA :
Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Zat aktif triterpenoid dari kulit kayu pulai dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Setyarini, Fak. Farmasi Unair, 1987). 2. Ekstrak air kulit kayu pulai secara in vivo dapat menekan daya infeksi telur cacing gelang babi (Ascaris suum) pada dosis 130 mg/ml dan secara invitro menekan perkembang telur berembrio menjadi larva an pada dosis 65 mg/ml.
(Thresia Ranti, jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1 99 1). 3. Pemberian infus 10% kulit kayu pulai dengan dosis 0,7; 1,5 dan 39/kg bb kelinci mempunyai efek hipoglikernik (Sulina, Jurusan Sumber : Farmasi FMIPA ITB, 1978).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU