Majapahit
Tempat Mahapatih Gajahmada mengucapkan Sumpah Palapa
Pendopo Agung Trowulan
Dusun Nglinguk, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Tidak ada tiket masuk, namun donasi sukarela diharapkan.
Tidak ada tiket masuk, namun donasi sukarela diharapkan.
Lihat Pendopo Agung Trowulan dalam ukuran yang lebih besar
Pendopo Agung Trowulan
tempat Mahapatih Gajahmada mengucapkan Sumpah Palapa
Dusun Nglinguk, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan,
Mojokerto, Jawa Timur.
Pendopo Agung Trowulan adalah sebuah bangunan pendopo Jawa bergaya Joglo yang dibangun antara tahun 1964 – 1973 oleh Kodam-V Brawijaya, berada di Dusun Nglinguk, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan.
Bangunan itu konon berada di lokasi dimana dahulu berdiri Pendopo Agung Kerajaaan Majapahit, tempat Mahapatih Gajahmada mengucapkan Sumpah Palapa yang terkenal itu.
Pintu gerbang bergaya Jawa kuno yang berada di pintu masuk ke Pendopo Agung Trowulan.
“Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa,
lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura,
ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa.”
Isinya menyatakan bahwa Gajah Mada tidak akan berhenti berpuasa sampai seluruh kerajaan yang namanya disebut dalam sumpah itu dipersatukan dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Ada pula nama-nama Panglima Kodam Brawijaya dipahat di salah satu bagian dinding.
Petilasan Panggung, bangunan joglo berukuran lebih kecil yang letaknya di belakang Pendopo Agung yang dipisahkan oleh sebuah tembok, adalah lokasi yang dipercaya sebagai tempat dimana Raden Wijaya pernah melakukan semedi sebelum ia membuka pemukiman di hutan Tarik di tepian Sungai Brantas yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Majapahit.
Rumah Panggung tempat Gajah Mada mengucapkan Sumpah Amukti Palapa yang terkenal itu
Pendopo Agung, karena tempatnya yang luas dan teduh, sering dipergunakan oleh para pengunjung untuk sejenak beristirahat setelah berkeliling mengunjungi situs-situs bersejarah yang banyak dijumpai di daerah Trowulan. Sekali setahun, selama ritual perayaan Tahun Baru Jawa 1 Suro, tempat itu menjadi pusat kegiatan perayaan yang disebut Grebeg Suro Majapahit, yang menyajikan berbagai pertunjukan seni tradisional, ritual pembersihan senjata tradisional, serta pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
1. Didepan Ratu Tribuanatunggadewi, Gajah Mada bersumpah untuk menaklukan Nusantara dibawah Kerajaan Majapahit dan sumpah tersebut dikenal dengan Sumpah Palapa.
(Tonggak Gajak Mada). Konon saat mengucapkan Sumpah Palapa,
Situs ini terletak di Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo.
Secara administratif berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jombang. Tempat ini diperkirakan sebagai lokasi persinggahan perjalanan Mahapatih Gajah Mada, sekaligus sebagai tempat meditasinya
Secara administratif berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jombang. Tempat ini diperkirakan sebagai lokasi persinggahan perjalanan Mahapatih Gajah Mada, sekaligus sebagai tempat meditasinya
3. Situs PAmokshan Gadjah MAda, PAnjer,Kebumen, Jawa TEngah
Panjer adalah nama sebuah Desa/ Kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa Tengah.
4.Makam Dewi Andong Sari yang merupakan ibunda dari mahapatih Gajah Mada.
Kecamatan Modo adalah desa yang berada kira-kira 30 kilometer di sebelah barat Kota Lamongan atau sekitar 50 kilometer sebelah selatan Kota Tuban. Apabila anda mencari di Google earth cukup arahkan koordinatnya di 7′11′22′69 S dan 112′10′15′50 T. Desanya cukup asri dan subur karena berada jajaran pegunungan Kendeng.
5. Situs Tambatan kerbau Gajah Mada, lokasi Desa Modo
Situs Tambatan kerbau Gajah Mada, lokasi Desa Modo
Pada saat Joko Modo diatas bukit sambil mengawasi kerbau-kerbaunya itu tidak sengaja ia pun kadang-kadang melihat iring-iringan prajurit Majapahit menuju Tuban atau sebaliknya dari Tuban menuju majapahit. Hal ini terjadi karena letak Modo memang berada diantara Majapahit dan Tuban.
6. MADAKARIPURA (AIR TERJUN)
Antara tahun 1362-1364 Gajah Mada mulai sakit-sakitan.
Diberitakan di dalam Nagarakretagama 70.3:54.
Sejak itulah Gajah Mada sudah jarang berada di kotaraja. Dikabarkan Gajah Mada sering berada di Madakaripura, tanah yang dianugrahkan raja kepada Gajah Mada pada tahun 1355 sebagai rasa terimakasih, seperti tercatat dalam Nagarakretagama 19.2:17.
Di Madakaripura, tempat asri yang sangat indah, sejuk dan penuh kedamaian, di rumah masa kecilnya itulah Gajah Mada menghabiskan saat-saat akhir hayatnya. Kekecewaan bathinnya mempengaruhi fisik lahiriahnya. Sebagai manusia biasa Gajah Mada tidak dapat menolak takdir.
Tahun ke tahun kesehatannya semakin menurun. Tahun 1362 diberitakan Gajah Mada sudah sulit melakukan aktifitas hariannya.
Dia banyak berada di padepokannya dekat air terjun yang sangat indah dan memberikan kekaguman setiap insani ditemani istri setianya Ken Bebed.
Dua tahun sejak diberitakan sakit yang sangat serius, Gajah Mada mangkat meninggalkan kepedihan hati setiap orang yang pernah mengenalnya, di Madakaripura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU