Laman

Senin, 10 Februari 2014

Sunan Bonang (Raden Maulana Makdum Ibrahim)

Walisongo Periodesasi ke-3 

Tapak Jejak "WALISONGO"  (Walisongo Periode Ketiga)

Tapak Jejak "WALISONGO"  (Walisongo Periode Ketiga)
Periodesasi ke-3 (1463 – 1466 M), terdiri dari:
1. Sunan Ampel,
2. Sunan Giri yang tahun 1463 menggantikan Maulana Ishaq,
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro (wafat 1465),
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi (wafat 1465),
5. Sunan Kudus,
6. Sunan Gunung Jati,
7. Sunan Bonang yang tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin,
8. Sunan Derajat yang tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin, dan
9. Sunan Kalijaga yang tahun 1463 menggantikan Syaikh Subakir.

Sunan Bonang yang tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin
Sunan Bonang (Raden Maulana Makdum Ibrahim)
Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang. Nama Sunan Bonang diduga adalah Bong Ang sesuai nama marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel.

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. 

Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seoran g muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.

Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut Sayyid Kramat merupakan seorang Arab keturunan Nabi Muhammad.

Garis Nasab Beliau sebagai berikut :
Syekh Ibrahim Al-Huseini (Sunan Bonang  Dewan Dakwah “Wali Songo” Periode ke 2) dari 
Nasab Nabi Muhammad Rosullullah SAW

1. Siti Fatimah (Istri Sayyidina Ali R.A)
2. Sayyid Husein Assabti
3. Sayyid Jaenal Abidin Al-Huseini
4. Muhammad Al-Bakir Al-Huseini
5. Jafar Siddiq Al-Huseini (Irak)
6. Ali Al-Uraidhi Al-Huseini
7. Muhammad An-Naqib Al-Huseini
8. Isa Al-Rumi/Al-Azraq/An-Naqib Al-Huseini
9. Ahmad Al-Muhajir Al-Huseini
10. Ubaidillah Al-Huseini
11. Alawi Al-Huseini
12. Muhammad Al-Huseini
13. Alawi Al-Huseini
14. Ali Khali' Qasam Al-Huseini
15. Muhammad Sahib Marbat Al-Huseini
16. Alawi Ammul Faqih Muqaddam Al-Huseini
17. Abdul Malik Al-Huseini (India dari Hadramaut)
18. Abdullah Khan Al-Huseini
19. Ahmad Jalal Shah Al-Huseini
20. Jamaluddin Husain Akhbar Al-Huseini
21. Sayyid Ibrahim Zain Al-Akhbar Al-Huseini
22. Syekh Ahmad Rahmatullah Al-Huseini (Sunan Ampel Denta "Wali Songo")

23. Sayyid Ibrahim Al-Huseini (Sunan Bonang "Wali Songo")


Bonang adalah sejenis kuningan yang bagian tengahnya lebih ditonjolkan. 
Apabila benjolan itu dipukul dengan kayu lunak, maka timbul suara yang merdu di telinga penduduk setempat. Terlebih lagi bila raden makdm ibrahim sendiri yang membunyikan alat musik tersebut. Ia adalah seorang wali yang mempunyai cita rasa seni yang tinggi. Jika ia membunyikan alat itu, maka pengaruhnya sangat hebat bagi para pendengarnya. 

Dan, tidak sedikit dari mereka yang ingin belajar membunyikan bonang, sekaligus melagukan berbagai tembang ciptaan beliau.


Begitulah siasat raden makdum ibrahim yang dijalankan penuh kesabaran. Setelah rakyat berhasil direbut simpatinya, ia tinggal menyiapkan ajaran islam dalam berbagi tembang kepada mereka. Dan, seluruh tembang yang diajarkannya adalah tembang yang berisikan ajaran agama islam. Maka, tanpa terasa penduduk sudah mempelajari gama islam dengan senan hati dan bukan dengan paksaan.

Maha Karya Sunan Bonang :
Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil. Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr. Sunan Bonang juga menggubah tembang Tamba Ati (dari bahasa Jawa, berarti penyembuh jiwa) yang kini masih sering dinyanyikan orang.

Ada pula sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa yang dahulu diperkirakan merupakan karya Sunan Bonang dan oleh ilmuwan Belanda seperti Schrieke disebut Het Boek van Bonang atau buku (Sunan) Bonang. Tetapi oleh G.W.J. Drewes, seorang pakar Belanda lainnya, dianggap bukan karya Sunan Bonang, melainkan dianggapkan sebagai karyanya.


Beliau juga menulis sebuah kitab yang berisikan tentang Ilmu Tasawwuf berjudul Tanbihul Ghofilin. Kitab setebal 234 hlmn ini sudah sangat populer dikalangan para santri. atau lebih dikenal dengan 
KITAB PRIMBON SUNAN BONANG (Pangeraning Benang) Here

Tembang Ciptaaan Sunan Bonang Tombo Ati
Cerita sunan bonang, Di antara tembang raden makdum ibrahim yang terkenal, yaitu “Tamba ati iku lima ing wernane. kaping pisan maca qur an angen-angen sak maknane. Kaping pindho shalat wengi lakonono. Kaping telu wong kang saleh kancanana. kaping papat kudu wetheng ingkang luwe. Kaping lima dzikir wengi ingkang suwe. Sopo wonge bisa ngelakoni. Insya Allah gusti Allah nyembadani”

Adapun arti tembang tersebut adalah obat sakit jiwa (hati) itu ada lima jenisnya. Pertama, membaca al qur an direnungkan artinya. kedua, mengerjakan shalat malam (Sunnah Tahajjud). Ketiga, sering bersahabat dengan orang shalih (berilmu). Keempat, harus sering berprihatin (berpuasa). Kelima, sering berzikir mengingat Allah di waktu malam. Siapa saja mampu mengerjakannya. InsyaAllah dia akan mengambulkan.

Sekarang, lagu ini sering dilantunkan para santri ketike hendak shalat jamaah baik di pedesaan maupun di pesantren. Sebenarnya, para murid raden makdum ibhramim sangat banyak, baik itu mereka yang berada di Tuban, pulau bawean, jepara, maupun madura. Sebab, ia sering mempergunakan bonang dalam berdakwah, maka masyarakat memberinya gelar sunan bonang.  Tembang ciptaan Sunan Bonang semakin populer lagi sejak dinyanyikan oleh salah satu penyanyi religi dari Indonesia, yaitu Opick, jadi tidak hanya para santri saja yang tahu lagu itu, tapi juga masyarakat luas.

Pada masa hidupnya, Sunan bonang termasuk pendukung kerajaan islam demak dan ikut membantu mendirikan masjid agung demak di jawa tengah. Saat itu, ia lebih dikenal sebagai pemimpin bala tentara demak oleh masyarakat setempat. Ia juga memutuskan pengangkatan Sunan Ngudung, ayah sunan kudus, sebagai panglima tentang islam demak. Ketika sunan ngudung gugur, sunan bonang pula yang mengangkat sunan kudus sebagai panglima perang. Bahkan, ia pun memberikan nasihat yang berharga pada sunan kudus tentang strategi perang menghadapi majapahit.


Sunan bonang sangat memperhatikan ajaran islam, sehingga ia sering menunjukkan tata cara hidup yang baik agar orang islam menjalani kehidupan dengan kesungguhan dan kecintaan kepada Allah SWT. Para penganut islam haruskan menjalankan, seperti shalat, berpuasa, dan membayar zakat.  Selain itu, mereka juga harus menjauhi tiga musuk utama, yaitu dunia, hawa nafsu, dan setan. Untuk menghindari ketiga musuh itu, mereka dianjurkan untuk lebih banyak berdiam diri, bersikap renda hatih, dan tidak mudah putus asa, dan bersyukur atas nikmat Allah SWT. Sebaliknya, mereka harus menjauhi sikap dengki, sombong, serakah, serta gila pangkat dan kehormatan.

Keilmuan Sunan Bonang

Sunan Bonang juga terkenal dalam hal ilmu kebathinannya. Ia mengembangkan ilmu (dzikir) yang berasal dari Rasullah SAW, kemudian beliau kombinasi dengan kesimbangan pernapasan yang disebut dengan rahasia Alif Lam Mim ( ا ل م ) yang artinya hanya Allah SWT yang tahu. 

Sunan Bonang juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang Beliau ambil dari seni bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif dan diakhiri huruf Ya'. Ia menciptakan Gerakan fisik dari nama dan simbol huruf hijayyah adalah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh dengan makna, secara awam penulis artikan yaitu mengajak murid-muridnya untuk menghafal huruf-huruf hijaiyyah dan nantinya setelah mencapai tingkatnya diharuskan bisa baca dan memahami isi Al-Qur'an. 

Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan Sujud atau Salat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang masih dilestarikan di Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU