Tapak Jejak Walisongo "Pangeran Diponegoro"
KERIS KYAI NAGA SILOEMAN MILIK PANGERAN DIPONEGORO: IBU DARI SEGALA PUSAKA JAWA
KERIS KYAI NAGA SILOEMAN (Kyai Omyang) MILIK PANGERAN DIPONEGORO:
IBU DARI SEGALA PUSAKA JAWA
Dua senjata keramat semasa Perang Diponegoro adalah sebuah keris dengan lekukan 21 bernama Kyai Omyang, buatan seorang empu yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit dan pedang yang berasal dari Kerajaan Demak.
Pada saat Diponegoro ditangkap, keris itu disita Belanda. Menurut Werner Kraus dalam buku Raden Saleh, interpretation of the Arrest of Diponegoro, sebelum dikirim ke Belanda, keris pusaka itu ditunjukkan kepada salah satu panglima Diponegoro, Sentot Alibasha. Sentot membenarkannya dengan tanda tangan dan catatan dalam huruf Jawa.
Keris itu dikirim ke Raja Willem 1 di Belanda. Rupanya, sang raja tidak tertarik dengan ibu dari segala pusaka di Jawa itu. Di samping, sang raja harus menghadapi persoalan pemberontakan Belgia. Dia mengirim pusaka itu ke Koninklijk Kabinet van Zeldsaamheden, kabinet untuk pusaka-pusaka.
Direktur kabinet van de Kasteele tidak bisa membaca catatan Sentot. Tetapi dia butuh teks untuk katalog. Dan satu-satunya orang Jawa yang bisa membaca catatan Sentot itu di Belanda adalah Raden Saleh!
Saleh menulis catatan kecil tentang ibu dari pusaka Jawa itu pada 17 Januari 1831: Kyai berarti Guru. Seseorang yang menjadi bagian dari penguasa disebut demikian. Nogo adalah ular mistis yang dipercaya memakai mahkota. Siloeman, selalu dihubungkan dengan kepercayaan atas kekuatan supranatural, seperti membuat diri sendiri tidak terlihat. Nama keris Kyai Nogo Siloeman mempunyai arti, apabila memang memungkinkan untuk diterjemahkan mengingat betapa luar biasanya pengaruh keris ini, Raja Naga berkekuatan magis.
Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Raden Saleh, anak muda Jawa yang berada ribuan kilometer dari asal usulnya menyaksikan ibu dari segala pusaka di Jawa, Kyai Nogo Siloeman. Saat ini, keris itu sudah tidak ada lagi di Belanda. Apakah keris itu kembali sendiri ke Jawa, atau dipinjam oleh Raden Saleh, masih jadi misteri?
lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro”. Lukisan yang aslinya bernama “Lukisan Bersejarah, Penangkapan Pemimpin Jawa Dipanagara” itu disimpan di Istana Merdeka, Jakarta. (sumber link terkait Raden Saleh)
IBU DARI SEGALA PUSAKA JAWA
Dua senjata keramat semasa Perang Diponegoro adalah sebuah keris dengan lekukan 21 bernama Kyai Omyang, buatan seorang empu yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit dan pedang yang berasal dari Kerajaan Demak.
Pada saat Diponegoro ditangkap, keris itu disita Belanda. Menurut Werner Kraus dalam buku Raden Saleh, interpretation of the Arrest of Diponegoro, sebelum dikirim ke Belanda, keris pusaka itu ditunjukkan kepada salah satu panglima Diponegoro, Sentot Alibasha. Sentot membenarkannya dengan tanda tangan dan catatan dalam huruf Jawa.
Keris itu dikirim ke Raja Willem 1 di Belanda. Rupanya, sang raja tidak tertarik dengan ibu dari segala pusaka di Jawa itu. Di samping, sang raja harus menghadapi persoalan pemberontakan Belgia. Dia mengirim pusaka itu ke Koninklijk Kabinet van Zeldsaamheden, kabinet untuk pusaka-pusaka.
Direktur kabinet van de Kasteele tidak bisa membaca catatan Sentot. Tetapi dia butuh teks untuk katalog. Dan satu-satunya orang Jawa yang bisa membaca catatan Sentot itu di Belanda adalah Raden Saleh!
Saleh menulis catatan kecil tentang ibu dari pusaka Jawa itu pada 17 Januari 1831: Kyai berarti Guru. Seseorang yang menjadi bagian dari penguasa disebut demikian. Nogo adalah ular mistis yang dipercaya memakai mahkota. Siloeman, selalu dihubungkan dengan kepercayaan atas kekuatan supranatural, seperti membuat diri sendiri tidak terlihat. Nama keris Kyai Nogo Siloeman mempunyai arti, apabila memang memungkinkan untuk diterjemahkan mengingat betapa luar biasanya pengaruh keris ini, Raja Naga berkekuatan magis.
Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Raden Saleh, anak muda Jawa yang berada ribuan kilometer dari asal usulnya menyaksikan ibu dari segala pusaka di Jawa, Kyai Nogo Siloeman. Saat ini, keris itu sudah tidak ada lagi di Belanda. Apakah keris itu kembali sendiri ke Jawa, atau dipinjam oleh Raden Saleh, masih jadi misteri?
lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro”. Lukisan yang aslinya bernama “Lukisan Bersejarah, Penangkapan Pemimpin Jawa Dipanagara” itu disimpan di Istana Merdeka, Jakarta. (sumber link terkait Raden Saleh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU