Keunikan Makna Filosofi Batik Klasik:
Motif Gringsing
Motif Gringsing
Setiap kain batik memiliki makna hubungan antara dunia fisik dan spiritual, termasuk keseimbangan diantara keduanya. Selain itu juga adanya satu titik yang menjadi pusat kehidupan, salah satunya batik motif gringsing yang memiliki banyak filosofi yang menarik untuk diungkap.
Dalam Kitab Negarakertagama dan Serat Pararaton, batik motif gringsing menjadi motif batik tertua dengan ciri khas yang memiliki pusat atau yang disebut dengan sedulur papat lima pancer.
Struktur tersebut bisa berkembang sesuai kelipatannya menjadi delapan dengan satu pusat dan seterusnya. Selain itu juga terdapat semacam simbol berupa lingkaran atau bulatan dengan titik di tengahnya.
Batik Gringsing memiliki filosofi yaitu keseimbangan, kemakumuran dan kesuburan. Warna yang digunakan pada batik gringsing sangat beragam, ada yang berwarna gelap, sedang atau warna yang muda. Ada yang hanya terdiri dari warna cokal dan hitam saja, dan ada juga yang terdiri dari beberapa warna. Sebagai batik kuno, batik gringsing menggunakan warna alam. Pewarnaan alam tertua adalah Indigo (biru) dan Kesumba (merah). Dalam proses pewarnaannya, pewarna alam itu diikat melalui proses fiksasi agar tidak luntur. Cara fiksasinya menggunakan tawas, air kapur, atau batu ijo.
Batik Motif Gringsing
Batik motif gringsing digambarkan dengan sisik ikan yang menjadi latar belakang buketan (ikatan bunga yang indah). Setiap sisik ikan dilukiskan dengan warna putih dengan garis pembatas warna soga (coklat) dan diisi dengan cecek. Si pemakai mengharapkan keindahan, keharuman dan kebesaran bagaikan bunga dalam motif yang juga disertai dengan kekayaan yang tak terhitung, seperti jumlah sisik ikan yang ada dalam motif gringsing.
Batik Motif Gringsing dari Tuban - Jatim
Diantara jenis batik motif gringsing ini adalah dari Tuban (gringsing gedok, gringsing wer-ower, gringsing cacah gori, gringsing poled), dari Sidoarjo (sisik, kawung rambut dan kawung beton), dari Trenggalek (gringsing klusu), dari Madura (gringsing ter-oter), dari Bangkalan (sesse bulu mata dan kerang-kerangan sabut tanjungbumi), dari Pamekasan (sesse), dan lain sebagainya.
Dalam Kitab Negarakertagama dan Serat Pararaton, batik motif gringsing menjadi motif batik tertua dengan ciri khas yang memiliki pusat atau yang disebut dengan sedulur papat lima pancer.
Struktur tersebut bisa berkembang sesuai kelipatannya menjadi delapan dengan satu pusat dan seterusnya. Selain itu juga terdapat semacam simbol berupa lingkaran atau bulatan dengan titik di tengahnya.
Batik Gringsing memiliki filosofi yaitu keseimbangan, kemakumuran dan kesuburan. Warna yang digunakan pada batik gringsing sangat beragam, ada yang berwarna gelap, sedang atau warna yang muda. Ada yang hanya terdiri dari warna cokal dan hitam saja, dan ada juga yang terdiri dari beberapa warna. Sebagai batik kuno, batik gringsing menggunakan warna alam. Pewarnaan alam tertua adalah Indigo (biru) dan Kesumba (merah). Dalam proses pewarnaannya, pewarna alam itu diikat melalui proses fiksasi agar tidak luntur. Cara fiksasinya menggunakan tawas, air kapur, atau batu ijo.
Batik Motif Gringsing
Batik Motif Gringsing dari Tuban - Jatim
Diantara jenis batik motif gringsing ini adalah dari Tuban (gringsing gedok, gringsing wer-ower, gringsing cacah gori, gringsing poled), dari Sidoarjo (sisik, kawung rambut dan kawung beton), dari Trenggalek (gringsing klusu), dari Madura (gringsing ter-oter), dari Bangkalan (sesse bulu mata dan kerang-kerangan sabut tanjungbumi), dari Pamekasan (sesse), dan lain sebagainya.
Keunikan batik motif gringsing juga terlihat dari motifnya yang beragam serta perbedaan makna dan fungsi di setiap daerah. Misalnya di Tuban, terdapat batik motif gringsing poled dengan motif berupa untaian bunga melati atau biasa disebut buntal yang dipercaya dapat menyembuhkan orang sakit.
Batik Motif Gringsing Poled
Terdapat juga batik motif gringsing moto iwak yang digunakan sebagai syarat ketika pergi ke laut untuk menangkap ikan.
Batik ini biasanya diikatkan di tiang kapal dan dipercaya bisa mendatangkan ikan sehingga hasil tangkapannya banyak.
Batik Motif Gringsing Moto Iwak (Tulungagung)
Daerah Tulungagung tepatnya di desa Sendang, terdapat batik motif gringsing yang berumur puluhan tahun dan dikeramatkan.
Proses pembuatan batik pada jaman dahulu memang tidak sembarangan karena melalui proses semedi terlebih dulu sehingga memerlukan waktu cukup lama dalam proses pengerjaaannya.
Batik motif gringsing ada juga yang biasa digunakan oleh seorang ibu untuk menggendong dan menidurkan anaknya dalam gendongan.
////Sumber///
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU