Objek Wisata di Pacitan Jawa Timur
Adventure di Objek Wisata Pacitan
“SURGANYA PANTAI PASIR PUTIH” &
“KOTA 1001 GOA”
Tidak seperti areal pemakaman kebanyakan, areal pemakaman Giri Sampoerno di Desa Tanjung Asri, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan Jawa Timur terletak di atas bukit. Tempat peristirahatan terakhir warga sekitar itu memenuhi hampir seluruh permukaan bukit satu kilometer dari pusat kota asal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Di Giri Sampoerno itu jugalah bersemayam Joyoniman atau Kanjeng Jimat, Bupati Ke-12 Pacitan. Bagi masyarakat Pacitan, Kanjeng Jimat adalah tokoh besar yang memulai pembangunan kota itu. Tokoh ini dikeramatkan karena melalui tokoh inilah Islam mulai menyebar di Pacitan. "Sejak Kanjeng Jimat itu menjabat, Pacitan tumbuh menjadi daerah yang maju," kata Imam Koesno, sesepuh yang juga juru kunci pemakaman Kanjeng Jimat pada The Jakarta Post.
Sejarah Pacitan berawal dari kedatangan Ki Bonokeling, salah satu utusan Raja Brawijaya ke daerah di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah ini, pada abad ke XII M. Keturunan Ki Bonokeling menjadi penguasa hingga empat generasi. Ketika Islam mulai masuk, Ki Bonokeling ke-IV yang menjadi penguasa daerah itu keberatan ketika Kyai Ageng Petung, salah satu penyebar Islam di tanah Jawa, menyebarkan agamanya ke Pacitan. Keduanya bersitegang dan beperang.
Konon, Ki Bonokeling ke-IV memiliki kesaktian yang membuatnya tidak bisa dibunuh. Dalam perang itu, Kyai Ageng Petung berhasil membunuhnya dengan memenggal tubuh Ki Bonokeling menjadi tiga bagian. Masing-masing bagian tubuhnya dimakamkan di tiga tempat berbeda, yang dipisahkan dengan aliran sungai. Islam pun mulai tumbuh di Pacitan.
Nama Pacitan berasal dari kata Pace (buah Pace). Nama itu pertama kali disebutkan oleh Raja Mangkubumi yang berhasil disembuhkan oleh air buah pace saat lumpuh. Setroketipo, salah satu keturunan Bonokeling ke-V yang beragama Islam, adalah orang yang memberikan air itu kepada Mangkubumi.
“Sejarah berlanjut, hingga akhirnya Pacitan dipegang oleh Joyoniman atau Kanjeng Jimat, keturunan ke-XII Bonokeling yang berkuasa sejak 1840,” ungkap Koesno mengutip kitab Babad Pacitan. Kata jimat atau kabarang keramat yang diberikan kepada Joyoniman berawal dari tugas yang diberikan Pangeran Diponegoro kepada Joyoniman untuk bisa menjaga gedung yang berisi barang keramat.
Kanjeng Jimat adalah sosok yang sederhana dan penganut Islam yang taat. Pembangunan Pacitan beraroma keislaman adalah salah satu cita-citanya. Karena itu pun ketika Kanjeng Jimat meninggal dunia, dia mewasiatkan untuk dikubur di atas bukit yang berhadapan dengan kota Pacitan. Seperti di Giri Sampoerna sekarang.
Dari lokasi makam Kanjeng Jimat, kota Pacitan, berikut hamparan Pantai laut Selatan Teleng Ria terlihat jelas. Meski di sana bersemayam tokoh besar Pacitan, namun makam seluas 8x10 meter itu tergolong sederhana. Tidak ada ornamen khas Pacitan yang terukir di sana. Hanya bangunan rumah yang berdampingan dengan mushola Kanjeng Jimat.
Meski demikian, makam Kanjeng Jimat menjadi magnet bagi warga Pacitan yang masih bercaya pada kekeramatan sebuah makam. “Ada tiga makam di Pacitan yang sering dikunjungi untuk didoakan, Makam Kanjeng Jimat, Makam Setroketipo dan makam Buonokeling,” kata Koesno.
Kesederhanaan dan kekeramatan ala Kanjeng Jimat itulah yang menjadi salah satu ispirasi perayaan HUT Pacitan tahun 2008 ini. “Folosofinya adalah, menjadikan momentum ulang tahun Pacitan menjadi awal dari perubahan menjadi yang lebih baik dan religius,” kata Fathoni, Kepala Dinas Pariwisata Pacitan pada The Jakarta Post. Tanpa pagelaran hiburan rakyat dari 12 Kecamatan, Kirab Pusaka atau Pagelaran Wayang semalam suntuk. Puncak peringatan berupa dzikir akbar. "Ini adalah refleksi dari banyaknya problem yang dihadapi bangsa ini belakangan," kata Fathoni.
Pacitan memang memiliki sejarah yang jauh dari kegegapgempitaan. Daerah ini adalah daerah tunjuan raja-raja Jawa bila ingin melakukan tapa nyepi. Ketika Jendral Sudirman dikejar-kejar Belanda, Jendral Besar itu memilih bersembunyi di Pacitan dan memimpin strategi penyerangan di salah satu bukit di Pacitan. “Saya dengar, ada salah satu gua yang biasa dijadikan tempat bertapa raja-raja, juga digunakan oleh Almarhum mantan Soeharto,” kata Fathoni.
Kini, ketika Pacitan berulang tahun yang kesekian, semangat kesederhanaan itu kembali diusung. Kesederhanaan yang ditorehkan pertama kali oleh Ki Bonokeling, Ki Setroketipo dan Kanjeng Jimat. (@ pacitancity.blogspot.com)
“SURGANYA PANTAI PASIR PUTIH” &
“KOTA 1001 GOA”
Kabupaten Pacitan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pacitan.
Pacitan, merupakan kota kecil diujung selatan pulau jawa, dengan wilayah
geografis yang berbatasan langsung dengan samudera hindia dan
dikelilingi oleh pegunungan kapur atau karst. Letak kawasan yang diapit
oleh pegunungan dan laut ini membuat kota satu ini memiliki ragam wisata
alam, mulai dari pantai, goa, pemandian dan lainnya.
Kawasan pantai di
pacitan sebagian besar merupakan pantai berpasir putih dengan
karang-karang di sekelilingnya.
Kesenian desa masih bisa dijumpai di beberapa daerah di kota ini. Pacitan memang menawarkan keanekaragaman objek wisata, mulai dari objek wisata alam,sampai kediaman semasa kecil presiden SBY.
Julukan kota 1001 GOA yang melekat di
kota ini memang didasari oleh banyaknya wisata alam khususnya goa alam yang tersebar di beberapa kawasan di pacitan.
Selain beberapa objek wisata tersebut pacitan juga terkenal karena
budayanya yang masih dipegang teguh oleh kalangan masyarakat.
Objek wisata pacitan “SURGANYA PANTAI PASIR PUTIH”
Objek wisata alam yang paling banyak dikunjungi saat ini adalah pantai. Pantai di pacitan yang memiliki pasir putih menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung. Hampair setiap hari libur kawasan pantai akan diserbu ribuan pengunjung yang datang dari beberapa daerah, misalnya ponorogo, madiun, solo, bahkan Jogjakarta.
Wisatawan ini umumnya datang karena tertarik pemandangan yang ditunjukkan dalam foto di internet, media social, maupun dari obrolan dengan sekitar. Pengunjung yang datang biasanya menyawa bus-bus dengan kapasitas 30-45 orang.
Selain karya wisata dari kelompok RT, RW atau sekolah, beberapa wisatawan yang datang merupakan pengunjung baru, yang sengaja datang untuk melihat keindahan objek wisata pacitan ini. Turis mancanegara yang datang umumnya sebelumnya mengunjungi pantai-pantai di kawasan Jogjakarta, baru kemudian mendengar berita keindahan pantai di pacitan. Turis yang datang selain untuk menikmati alam, beberapa waktu yang lalu juga memanfaatkan ombak sebagai sarana untuk berselancar.
Meskipun terkenal karena keindahan pesona alamnya “pantai” anda tetap perlu menjaga anak-anak agar tidak terlalu lepas bermain air. Karena sudah ada peringatan terpasang untuk tidak mandi di laut, karena ombak di pantai selatan memang terkenal berbahaya.
Bagi penikmat travelling hal ini akan sangat menyenangkan karena selain disuguhkan dengan keindahan perut bumi juga bisa melihat sekeliling kawasan goa yang notabene adalah hutan belantara dan ladang warga. Goa disini akan memperlihatkan keindahan dari lekukan setiap jengkal dari stalagtit dan stalagmit yang terbentuk lewat proses berjuta tahun yang lalu. Butir Kristal yang terlihat pada dinding goa menandakan bahwa kawasan pegunungan pacitan adalah kawasan pegunungan kapur yang menyimpan mineral pembentuk Kristal tersebut. Ada keunikan tersendiri saat memulai petualangan di dalam perut bumi ini.
Stalagtit dan stalagmite di beberapa tempat bisa mengeluarkan suara. Suara yang keluar bukanlan suara ketukan batu biasa. Namun lebih mendekati dengan suara gamelan jawa. Bahkan dalam kesempatan dan hari tertentu diadakan pertunjukan kesenian dengan memanfaatkan bunyi pada batuan ini.
Berikut destinasi objek wisata pacitan yang kami rangkum untuk anda.
WISATA GOA : “kota 1001 GOA”
Pacitan yang merupakan kota kelahiran presiden Republik Indonesia saat ini Susilo Bambang Yudhoyono mulai jadi destinasi tujuan wisata. Kota 1001 GOA yang tersemat mengindikasikan banyak goa yang tersebar di kota ini. Goa di pacitan umumnya terletak dilereng perbukitan. Bagi penikmat travelling hal ini akan sangat menyenangkan karena selain disuguhkan dengan keindahan perut bumi juga bisa melihat sekeliling kawasan goa yang notabene adalah hutan belantara dan ladang warga. Goa disini akan memperlihatkan keindahan dari lekukan setiap jengkal dari stalagtit dan stalagmit yang terbentuk lewat proses berjuta tahun yang lalu. Butir Kristal yang terlihat pada dinding goa menandakan bahwa kawasan pegunungan pacitan adalah kawasan pegunungan kapur yang menyimpan mineral pembentuk Kristal tersebut. Ada keunikan tersendiri saat memulai petualangan di dalam perut bumi ini.
Stalagtit dan stalagmite di beberapa tempat bisa mengeluarkan suara. Suara yang keluar bukanlan suara ketukan batu biasa. Namun lebih mendekati dengan suara gamelan jawa. Bahkan dalam kesempatan dan hari tertentu diadakan pertunjukan kesenian dengan memanfaatkan bunyi pada batuan ini.
Berikut destinasi objek wisata pacitan yang kami rangkum untuk anda.
Objek Wisata di Pacitan Jawa Timur
WISATA PANTAI : “SURGANYA PANTAI PASIR PUTIH”
(diantaranya) PANTAI TELENG RIA, PANTAI SRAU, PANTAI KELAYAR, PANTAI WATU KARUNG, PANTAI MBUYUTAN
WISATA GOA : “kota 1001 GOA”
(diantaranya),GOA TABUHAN, GOA PUTRI, GOA GONG, LUWENG JARAN (diantaranya).
Spot-spot yang lain untuk menikmati keindahan kota pacitan dimalam hari diantaranya dari PI (Pacitan Indah),Puncak-puncak bukit yang bisa di tempuh dengan kendaraan atupun dengan jalan kaki.
KULINER : CENIL, BOTOK TAWON, TIWUL, GATOT
KULINER : CENIL, BOTOK TAWON, TIWUL, GATOT
LEGENDA yang MENYELIMUTI Kota PACITAN
Ki Bonokeling, Ki Setroketipo dan Kanjeng Jimat mungkin tidak pernah menyangka, sejarah yang mereka toreh di Pacitan terus dikenang oleh anak cucu mereka hingga kini. Di pusara ketiganyalah, warga Pacitan mengawali peringatan Hari Ulang Tahun ke-623 Kabupaten Pacitan dengan kesederhanaan.
Ki Bonokeling, Ki Setroketipo dan Kanjeng Jimat mungkin tidak pernah menyangka, sejarah yang mereka toreh di Pacitan terus dikenang oleh anak cucu mereka hingga kini. Di pusara ketiganyalah, warga Pacitan mengawali peringatan Hari Ulang Tahun ke-623 Kabupaten Pacitan dengan kesederhanaan.
Tidak seperti areal pemakaman kebanyakan, areal pemakaman Giri Sampoerno di Desa Tanjung Asri, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan Jawa Timur terletak di atas bukit. Tempat peristirahatan terakhir warga sekitar itu memenuhi hampir seluruh permukaan bukit satu kilometer dari pusat kota asal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Di Giri Sampoerno itu jugalah bersemayam Joyoniman atau Kanjeng Jimat, Bupati Ke-12 Pacitan. Bagi masyarakat Pacitan, Kanjeng Jimat adalah tokoh besar yang memulai pembangunan kota itu. Tokoh ini dikeramatkan karena melalui tokoh inilah Islam mulai menyebar di Pacitan. "Sejak Kanjeng Jimat itu menjabat, Pacitan tumbuh menjadi daerah yang maju," kata Imam Koesno, sesepuh yang juga juru kunci pemakaman Kanjeng Jimat pada The Jakarta Post.
Sejarah Pacitan berawal dari kedatangan Ki Bonokeling, salah satu utusan Raja Brawijaya ke daerah di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah ini, pada abad ke XII M. Keturunan Ki Bonokeling menjadi penguasa hingga empat generasi. Ketika Islam mulai masuk, Ki Bonokeling ke-IV yang menjadi penguasa daerah itu keberatan ketika Kyai Ageng Petung, salah satu penyebar Islam di tanah Jawa, menyebarkan agamanya ke Pacitan. Keduanya bersitegang dan beperang.
Konon, Ki Bonokeling ke-IV memiliki kesaktian yang membuatnya tidak bisa dibunuh. Dalam perang itu, Kyai Ageng Petung berhasil membunuhnya dengan memenggal tubuh Ki Bonokeling menjadi tiga bagian. Masing-masing bagian tubuhnya dimakamkan di tiga tempat berbeda, yang dipisahkan dengan aliran sungai. Islam pun mulai tumbuh di Pacitan.
Nama Pacitan berasal dari kata Pace (buah Pace). Nama itu pertama kali disebutkan oleh Raja Mangkubumi yang berhasil disembuhkan oleh air buah pace saat lumpuh. Setroketipo, salah satu keturunan Bonokeling ke-V yang beragama Islam, adalah orang yang memberikan air itu kepada Mangkubumi.
“Sejarah berlanjut, hingga akhirnya Pacitan dipegang oleh Joyoniman atau Kanjeng Jimat, keturunan ke-XII Bonokeling yang berkuasa sejak 1840,” ungkap Koesno mengutip kitab Babad Pacitan. Kata jimat atau kabarang keramat yang diberikan kepada Joyoniman berawal dari tugas yang diberikan Pangeran Diponegoro kepada Joyoniman untuk bisa menjaga gedung yang berisi barang keramat.
Kanjeng Jimat adalah sosok yang sederhana dan penganut Islam yang taat. Pembangunan Pacitan beraroma keislaman adalah salah satu cita-citanya. Karena itu pun ketika Kanjeng Jimat meninggal dunia, dia mewasiatkan untuk dikubur di atas bukit yang berhadapan dengan kota Pacitan. Seperti di Giri Sampoerna sekarang.
Dari lokasi makam Kanjeng Jimat, kota Pacitan, berikut hamparan Pantai laut Selatan Teleng Ria terlihat jelas. Meski di sana bersemayam tokoh besar Pacitan, namun makam seluas 8x10 meter itu tergolong sederhana. Tidak ada ornamen khas Pacitan yang terukir di sana. Hanya bangunan rumah yang berdampingan dengan mushola Kanjeng Jimat.
Meski demikian, makam Kanjeng Jimat menjadi magnet bagi warga Pacitan yang masih bercaya pada kekeramatan sebuah makam. “Ada tiga makam di Pacitan yang sering dikunjungi untuk didoakan, Makam Kanjeng Jimat, Makam Setroketipo dan makam Buonokeling,” kata Koesno.
Kesederhanaan dan kekeramatan ala Kanjeng Jimat itulah yang menjadi salah satu ispirasi perayaan HUT Pacitan tahun 2008 ini. “Folosofinya adalah, menjadikan momentum ulang tahun Pacitan menjadi awal dari perubahan menjadi yang lebih baik dan religius,” kata Fathoni, Kepala Dinas Pariwisata Pacitan pada The Jakarta Post. Tanpa pagelaran hiburan rakyat dari 12 Kecamatan, Kirab Pusaka atau Pagelaran Wayang semalam suntuk. Puncak peringatan berupa dzikir akbar. "Ini adalah refleksi dari banyaknya problem yang dihadapi bangsa ini belakangan," kata Fathoni.
Pacitan memang memiliki sejarah yang jauh dari kegegapgempitaan. Daerah ini adalah daerah tunjuan raja-raja Jawa bila ingin melakukan tapa nyepi. Ketika Jendral Sudirman dikejar-kejar Belanda, Jendral Besar itu memilih bersembunyi di Pacitan dan memimpin strategi penyerangan di salah satu bukit di Pacitan. “Saya dengar, ada salah satu gua yang biasa dijadikan tempat bertapa raja-raja, juga digunakan oleh Almarhum mantan Soeharto,” kata Fathoni.
Kini, ketika Pacitan berulang tahun yang kesekian, semangat kesederhanaan itu kembali diusung. Kesederhanaan yang ditorehkan pertama kali oleh Ki Bonokeling, Ki Setroketipo dan Kanjeng Jimat. (@ pacitancity.blogspot.com)
Begitu banyak tempat wisata menarik di Pacitan sehingga Anda tidak akan kehabisan ide untuk bersenang-senang. Mulai dari surfing, berenang, snorkeling, susur pantai, caving, menikmati sunset, camping, wisata kuliner hingga mandi air panas di hot spring.
Akan Kami Gambarkan tentang keindahan Objek Wisata Pacitan “SURGANYA PANTAI PASIR PUTIH” & “KOTA 1001 GOA”
WISATA PANTAI : “SURGANYA PANTAI PASIR PUTIH”
(diantaranya) PANTAI TELENG RIA, PANTAI SRAU, PANTAI KELAYAR, PANTAI WATU KARUNG, PANTAI MBUYUTAN
Berlanjut ke P#2
Adventure di Objek Wisata di Pacitan Jawa Timur “SURGANYA PANTAI PASIR PUTIH” & “KOTA 1001 GOA” P#2 KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU