Laman

Rabu, 16 April 2014

NISAN ENDRONOTO DI PAJIMATAN IMOGIRI: JEJAK SEJARAH PENGKHIANATAN TERHADAP SULTAN AGUNG ?



NISAN ENDRONOTO DI PAJIMATAN IMOGIRI: JEJAK SEJARAH PENGKHIANATAN TERHADAP SULTAN AGUNG ?

NISAN ENDRONOTO DI PAJIMATAN IMOGIRI:
JEJAK SEJARAH PENGKHIANATAN TERHADAP SULTAN AGUNG ?
Penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Agung (1613-1645) untuk merebut Batavia dari tangan kolonial Belanda sempat membuat kumpeni si Batavia cemas. Pengepungan Batavia yang pertama kali dilakukan pada tahun 1628 menemui kegagalan. Pada pengepungan yang pertama ini pihak Mataram kehilangan sekitar 1.300 orang prajurit, sedangkan yang ditawan sekitar 3.000 –an orang.

Pengepungan yang kedua pada tahun 1629 pun mengalami kegagalan. Pada pengepungan yang kedua ini pihak Belanda berhasil menahan seorang utusan dari Jawa (Mataram) yang bernama Warga, seorang anak buah Tumenggung Tegal. Dari Warga ini Belanda mengetahui beberapa gerakan dan titik-titik logistik tentara Mataram. Dengan demikian, gerakan pasukan Mataram ini bisa dimentahkan.

Di samping itu, seorang bendaharawan Belanda yang bernama Cornelis van Maseyck mempunyai kenalan seorang Jawa yang menjadi tawanan Belanda di pedalaman sejak 1618-1621. Tawanan ini banyak sekali memberikan informasi mengenai gerak-gerik dan segala persiapan perang yang dilakukan pasukan Mataram. Berawal dari informasinya serangan kedua pasukan Mataram juga menemui kegagalan. Tawanan ini dalam buku sejarah tidak pernah diketahui kejelasan nama dan asal-usulnya.


Diduga kuat tawanan Belanda ini adalah Tumenggung Endronoto (ada yang menyebutnya Pangeran Endronoto atau Endropranoto). Sekalipun demikian, tentu saja diperlukan penelitian yang akurat untuk membuktikan dugaan itu. Menurut sumber setempat, atas dosa-dosanya itu Endronoto kemudian dihukum pancung. 

Tubuhnya dikuburkan di tangga Pajimatan Imogiri, tepatnya di tengah/utama (depan gapura Supit Urang) menuju makam Sultan Agung. 

Mengetahui penghianatan tersebut, Tumenggung Endranata ditangkap dan dipenggal kepalanya. Jasadnya dibagi menjadi 3 bagian dan dikubur di areal Permakaman Imogiri secara terpisah, yaitu:

  1. Kepalanya dikubur di tengah-tengah Gapura Supit Urang
  2. Badannya dikubur di bawah tangga dekat Gapura Supit Urang (Anak tangga yang permukaannya tidak rata)
  3. Kakinya dikubur di tengah kolam


GAPURA SUPIT URANG: Merupakan gerbang masuk ke komplek makam, bentuknya menyerupai gapura di Bali, di samping masing-masing kaki tangga menuju ke gapura terdapat pendopo tempat para peziarah menantikan saat gerbang besar dibuka.

Hal ini dilakukan oleh Sultan Agung agar setiap orang yang ingin mengunjungi makam pasti menginjak salah satu dari bagian-bagian jasadnya dan untuk mengenang sekaligus memperingatkan rakyatnya agar penghianatan tidak terjadi lagi.
Berkas:Makam Penghianat.jpg


Nisan Endronoto dijadikan satu dengan mata undakan/tangga di depan gapura tersebut. 

Jadi siapa pun yang akan masuk ke makam Sultan Agung atau gapura Supit Urang pasti akan menginjak nisan Endronoto ini. 

Hal ini sebagai peringatan di masa lalu bahwa pengkhianat semacam Endronoto yang mengakibatkan negara menderita kekalahan dan malu, akan dihukum sangat berat. Bahkan sampai meninggalnya pun dia tidak dihormati.
///Source///

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU