Laman

Rabu, 12 Februari 2014

Gunung Kelud JAWA TIMUR dan LEGENDA TERSEMBUNYI (Dewi Kili Suci dan Anglingdarma)

Wisata Gunung 

Gunung Kelud JAWA TIMUR dan LEGENDA TERSEMBUNYI  (Dewi Kili Suci dan Anglingdarma)

Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti "sapu" dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.
Berkas:Kelut.jpg
Gunung Kelud dengan danau kawah Ketinggian 1.731 m (5,679 kaki)
Morfologi
Gunung api ini termasuk dalam tipe stratovulkan dengan karakteristik letusan eksplosif. Seperti banyak gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Kelud terbentuk akibat proses subduksi lempeng benua Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. 

Sejak tahun 1300 Masehi, gunung ini tercatat aktif meletus dengan rentang jarak waktu yang relatif pendek (9-25 tahun), menjadikannya sebagai gunung api yang berbahaya bagi manusia.

Kekhasan gunung api ini adalah adanya danau kawah (hingga akhir tahun 2007) yang membuat lahar letusan sangat cair dan membahayakan penduduk sekitarnya. Akibat aktivitas tahun 2007 yang memunculkan kubah lava, danau kawah nyaris sirna dan tersisa semacam kubangan air.

Puncak-puncak yang ada sekarang merupakan sisa dari letusan besar masa lalu yang meruntuhkan bagian puncak purba. Dinding di sisi barat daya runtuh terbuka sehingga kompleks kawah membuka ke arah itu. 

Pada tahun 2007 munculnya kubah Lava yang semakin hari, perlahan-lahan, tumbuh besar dan semakin membesar hingga mencapai ketinggian sekitar 280 meter dengan diameter 600 meter. 
Proses pertumbuhan kubah lava itu sudah berhenti dan sekarang biasa disebut dengan
'Anak Gunung Kelud'.
PhotobucketPhotobucket
Anak gunung kelud, gunung termuda di dunia
Gunung Kelud memiliki tiga puncak, yaitu : 

  1. Puncak Gajah Mungkur di sisi Barat, 
  2. Puncak Kelud pringgondani.di sisi Timur Laut dan 
  3. Puncak Sumbing di sisi Selatan. 

Puncak Gajah Mungkur di sisi Barat
Gunung Sumbing di sisi Selatan di area Gunung Kelud
Panorama alam di sekitarnya sangat bagus. Pemandangan matahari terbit di kawasan ini memiliki keunikan, yaitu dengan bias pelangi di sekeliling bola matahari.
Tentunya menjadi pemandangan baru yang begitu fenomenal, keindahan tiada tara ciptaan Yang Kuasa,

Menuju gunung kelud di malam hari, dan menginap di homestay pemukiman warga berkisar Rp 100.000 s/d 200.000 di kaki gunung kelud, lalu melanjutkan perjalanan di pagi hari pukul 05:00, demi mendapatkan pemandangan dan momen-momen cantik, saat mentari pagi menyapa alam Gunung Kelud. 

Tiket masuk kawasan wisata Gunung Kelud :
Hari biasa : Rp. 5000,- dan Hari Sabtu, Minggu & hari Libur : Rp. 10.000,- 

Dari Pos Gerbang Masuk untuk menuju ke area wisata Gunung Kelud, masih harus menempuh perjalanan sekitar -/+ 9 km. lagi.

Obyek Wisata
Di kawasan wisata Gunung Kelud terdapat beberapa obyek wisata. Ada pemandangan matahari terbit dari puncak Gajah Mungkur, Wisata Malam Anak Gunung Kelud; juga ada tempat aliran air panas.
Aliran sungai air panas Gunung Kelud dan Kolam air panas gunung kelud

Untuk bisa menikmati obyek wisata di kawasan ini diperlukan kaki yang kuat untuk menempuh banyak anak tangga. Mendaki ke Puncak Gajah Mungkur, pengunjung harus mendaki 492 buah anak tangga. Sedangkan untuk ke aliran air panas kurang lebih ada 1.000 buah anak tangga.

Gunung Kelud dari Aktif Normal hingga Awas
GUNUNG KELUD SEBELUM 
DINYATAKAN TERTUTUP (bawah).
Foto 9 Juli 2007 : Lendy Widayana / IndonesiaDiscovery Research
Arah menuju kawah dengan latar belakang lereng Sumbing.
Terowongan Gresco 2 menuju kawah sepanjang 100 meter 
yang menembus Puncak Gajah Mungkur.
Bibir kawah Gunung Kelud.
Danau kawah Gunung Kelud.
Gelembung kawah Gunung Kelud.

Aktivitas Gunung Kelud
Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.

Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.

Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De krater van de Gunung Kelud na de vulkaanuitbarsting van 1901 TMnr 60025875.jpg
Gunung Kelud 1901
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Solfataren in de krater van de vulkaan Gunung Kelud TMnr 10023721.jpg
Gunung Kelud 1919
Letusan 1919
Letusan ini termasuk yang paling mematikan karena menelan korban 5.160 jiwa , merusak sampai 15.000 ha lahan produktif karena aliran lahar mencapai 38 km, meskipun di Kali Badak telah dibangun bendung penahan lahar pada tahun 1905. 

Selain itu Hugo Cool pada tahun 1907 juga ditugaskan melakukan penggalian saluran melalui pematang atau dinding kawah bagian barat. Usaha itu berhasil mengeluarkan air 4,3 juta meter kubik.

Karena letusan inilah kemudian dibangun sistem saluran terowongan pembuangan air danau kawah, dan selesai pada tahun 1926. Secara keseluruhan dibangun tujuh terowongan. 

Pada masa setelah kemerdekaan dibangun terowongan baru setelah letusan tahun 1966, 45 meter di bawah terowongan lama. Terowongan yang selesai tahun 1967 itu diberi nama Terowongan Ampera. Saluran ini berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik.
Letusan 2007
Aktivitas gunung ini meningkat pada akhir September 2007 dan masih terus berlanjut hingga November tahun yang sama, ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah, peningkatan kegempaan tremor, serta perubahan warna danau kawah dari kehijauan menjadi putih keruh. Status "awas" (tertinggi) dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak 16 Oktober 2007 yang berimplikasi penduduk dalam radius 10 km dari gunung (lebih kurang 135.000 jiwa) yang tinggal di lereng gunung tersebut harus mengungsi. Namun letusan tidak terjadi.


Setelah sempat agak mereda, aktivitas Gunung Kelud kembali meningkat sejak 30 Oktober 2007 dengan peningkatan pesat suhu air danau kawah dan kegempaan vulkanik dangkal. Pada tanggal 3 November 2007 sekitar pukul 16.00 suhu air danau melebihi 74 derajat Celsius, jauh di atas normal gejala letusan sebesar 40 derajat Celsius, sehingga menyebabkan alat pengukur suhu rusak. Getaran gempa tremor dengan amplitudo besar (lebih dari 35mm) menyebabkan petugas pengawas harus mengungsi, namun kembali tidak terjadi letusan.

Akibat aktivitas tinggi tersebut terjadi gejala unik dalam sejarah Kelud dengan munculnya asap tebal putih dari tengah danau kawah diikuti dengan kubah lava dari tengah-tengah danau kawah sejak tanggal 5 November 2007 dan terus "tumbuh" hingga berukuran selebar 100 m. Para ahli menganggap kubah lava inilah yang menyumbat saluran magma sehingga letusan tidak segera terjadi. Energi untuk letusan dipakai untuk mendorong kubah lava sisa letusan tahun 1990.

Sejak peristiwa tersebut aktivitas pelepasan energi semakin berkurang dan pada tanggal 8 November 2007 status Gunung Kelud diturunkan menjadi "siaga" (tingkat 3).

Danau kawah Gunung Kelud praktis "hilang" karena kemunculan kubah lava yang besar. Yang tersisa hanyalah kolam kecil berisi air keruh berwarna kecoklatan di sisi selatan kubah lava.
Berkas:Kelud 2012.JPG
Gunung Kelud 2012. Kubah lava 2007 tampak di tengah, dengan latar belakang Puncak Kelud. Di sebelah kiri adalah bagian dari Puncak Gajahmungkur.
Tumpukan Lava di Gunung Kelud Picu Letusan Besar
Wisatawan melihat kubah lava atau biasa di sebut anak Gunung Kelud di kawasan wisata Gunung Kelud, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (11 Agustus 2013). Saat ini kawasan wisata ini tertutup untuk wisata. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Status Awas di Tahun 2014
Letusan Gunung Kelud Akan Jadi Paling Dahsyat

Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperkirakan jika meletus, maka letusan Gunung Kelud akan sangat dahsyat. Hal ini karena tumpukan material lava di perut bumi sudah cukup banyak sejak krisis erupsi 2007.


“Terlalu banyak material dan gunung ini terlalu lama menahan,” kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri Khoirul Huda kepada Tempo, Senin 3 Februari 2014. Menurutnya peningkatan aktivitas vulkanik saat ini cukup mengkhawatirkan.

Khoirul mengatakan rata-rata setiap letusan Gunung Kelud menumpahkan sedikitnya 127 juta meter kubik material dari perut bumi. Jumlah itu terpantau dari letusan pada 1990 maupun tahun-tahun sebelumnya yang relatif sama. 

Namun pada erupsi 2007, tak semua material pijar itu dimuntahkan. Petugas hanya mencatat sekitar 30 juta meter kubik saja material yang terangkat. Hal ini diduga karena pola letusan saat itu tidak bersifat eksplosif, melainkan efusif berupa lelehan lava pijar. “Sekitar 80-90 juta meter kubik material yang masih tersisa dari letusan tahun 2007,” kata Khoirul.



Sementara itu peningkatan aktivitas Kelud ini menarik perhatian Komandan Korem 082 Mojokerto Kolonel Agus Yuniarto. Bersama jajaran Kodim setempat, Agus mendatangi pos pemantauan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras untuk meminta informasi. “Kami siap membantu sosialisasi dan evakuasi masyarakat jika diperlukan.”////Source///

Data letusan yang pernah terjadi di Gunung Kelud (sumber Pemkab Kediri dari data Dit Vulkanologi) :

  • Letusan pertama tahun 1000
  • Letusan tahun 1311, 1376, 1385, 1411, 1451, 1462, 1481, 1548
  • Tahun 1586 Korban jiwa tidak kurang dari 10.000 jiwa
  • Tahun 1641, 1716
  • 1 Mei 1752
  • 10 Januari 1771
  • Tahun 1776, 1785
  • 5 Juni 1811
  • Tahun 1825, 1826
  • Tanggal 16 Mei 1848, 24 Januari 1851, 3 & 4 Januari 1864
  • Selasa Kliwon tahun 1901, Selasa Wage 1918, Jumat Legi 1951, Rabu Wage 1966, Sabtu Wage 1990.

Gunung ini tercatat dalam naskah-naskah periode klasik Indonesia seperti Pararaton dan Perjalanan Bujangga Manik sebagai Gunung Ka(m)pud dan menjadi objek pemujaan. Tokoh Dewi Kili Suci dan Anglingdarma dikaitkan dengan gunung ini.

Antara Dewi Kili Suci
Lembu Sura dan Mahesa Sura
Legenda Gunung Kelud

keberadaan gunung itu ada legenda tersendiri yang menceritakan asal muasal terjadinya gunung itu. Konon gunung itu bukan berasal proses alami, melainkan akibat dari sebuah pengkhianatan cinta. ...................................................................................................


Adalah Dewi Kilisuci, anak putri Jenggolo Manik yang konon memiliki kecantikan luar biasa. Tidak sedikit kesatria bertekuk hatinya untuk menjadikan Kilisuci sebagai istrinya.

Ternyata kecantikan itu menyentuh hati dua orang raja meski dilihat dari fisiknya bukanlah raja manusia biasa. Kedua raja itu berkepala lembu masing-masing bernama Raja Lembu Sura dan Mahesa Sura.

Mereka dimabuk kepayang karena begitu cintanya terhadap Dewi Kilisuci dan akhirnya menyatakn keinginannya untuk menyuntingnya untuk dijadikan istrinya.

Susah Menolak
Bagi putri Jenggolo Manik itu tentu susah untuk menolaknya, namun untuk menyatakan secara langsung ketidaksukaannya, dia tidak punya cara. Akhirnya muncul ide sebagai upaya untuk menolak cinta keduanya.

Dibuatlah sayembara yang kalau dipikir tidak masuk akal, karena permintaan sang dewi itu tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa.

Yakni, membuat dua sumur di atas puncak Gunung Kelud, yang satu harus berbau amis dan satu lagi wangi. Kedua sumur itu harus diselesaikan hanya dalam waktu satu malam, selesai sebelum ayam berkokok.

Namun karena Lembu Sura dan Mahesa Sura sangat sakti, permintaan Dewi Kilisuci itu bisa diselesaikan dengan baik dan cepat.

Belum puas atas hasil itu, Dewi Kilisuci kembali membuat sayembara. Kedua raja itu harus membuktikan dahulu bahwa kedua sumur tersebut benar-benar berbau wangi dan amis dengan cara mereka berdua harus masuk ke dalam sumur.

Karena keduanya dimabuk kepayang, tanpa memperdulikan risikonya maka permintaan itu pun dilaksanakan juga meski sumur yang dibuat itu sangat dalam.

Tidak disangka, di saat keduanya sudah berada di dalam sumurnya masing-masing, Dewi Kilisuci memerintahkan pada perajurit-perajurit Jenggala untuk menimbun keduanya dengan batu agar keduanya mati. 

Menolak Sial dengan Larung Sesaji
NAMUN sebelum Lembu Sura meninggal, dia melontarkan sumpahnya yang isinya merupakan luapan sakit hati dan balas dendam yang ditujukan pada masyarakat Kediri. “Yoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yaiku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung”.

(Wahai orang-orang Kediri, suatu saat akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi daerah perairan dalam).

Akhirnya untuk menangkal sumpah itu hingga kini masyarakat Kediri secara rutin menyelenggarakan selamatan berupa “larung sesaji” sebagai upaya menolak sial agar warga Kediri selalu selamat.

Hingga kini acara selamatan Larung Sesaji masih terus berjalan yang digelar setahun sekali setiap tanggal 23 bulan Sura, yang diselenggarakn oleh masyarakat Desa Sugih Waras.

Termasuk adanya terowongan Ampera sepanjang hampir 1 kilometer yang dibangun untuk mengurangi volume air kawah agar tidak meluap. Terowongan yang menembus Puncak Gajah Mungkur itu ada yang menyebut dibangun pada tahun 1940 oleh Jepang, tapi ada yang mengatakan baru pada tahun 1951, dengan fungsinya sebagai jalan pembuangan lahar.

Lorong ini menjadi semakin menarik karena di saat acara ritual itu berlangsung di sepanjang terowongan dipasang lilin dan petromaks.

Bangun Tangga
Untuk menunjang objek wisata itu, Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah membangun tangga yang menghubungkan terowongan bagi pejalan kaki hingga bibir kawah yang panjangnya diperkirakan mencapai 500 meter.

Keberadaan air hangat itu untuk melengkapi keindahan kawah yang bentuknya mirip danau dengan kedalaman air antara 20 sampai 40 meter.

Bahkan sudah dibangun jalan hot mix dari Ngancar hingga perkebunan daerah Margomulyo yang sudah selesai akhir tahun 2002 lalu.

Yang menarik perjalanan menuju kawah Gunung Kelud, setelah beberapa saat melewati hutan yang lembab akhirnya lepas ke alam terbuka.

Sejauh mata memandang terlihat hamparan hijau dari perkebunan, mendekati kawah, setelah melapor ke petugas kendaraan akan melewati terowongan yang cukup untuk satu mobil saja yang tidak mungkin bisa untuk berpapasan. Tidak perlu khawatir dengan kegelapan karena sepanjang terowongan tersebut sudah dipasang lampu di dindingnya.

Gunung Kelud hingga kini telah mengalami 28 kali letusan, mulai tahun 1000 sampai 1990. Gunung ini secara kontinu dalam pengawasan Direktorat Vulkanologi dan Metigasi Bencana Geologi Bandung yang bermarkas di Desa Sugih Waras.


Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Kelud dan berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU