Laman

Kamis, 20 Februari 2014

Fathullah Khan (Sunan Gunung jati II) Walisongo Periodesasi ke-4

Tapak Jejak Walisongo Periodesasi ke-4 

Fathullah Khan (Sunan Gunung jati II) Walisongo Periodesasi ke-4 

Periodesasi ke-4 (1466 – 1513 M, terdiri dari:
  1. Sunan Ampel (wafat 1481),
  2. Sunan Giri (wafat 1505),
  3. Raden Fattah yang pada tahun 1465 mengganti Maulana Ahmad Jumadil Kubra,
  4. Fathullah Khan (Sunan Gunung jati II) yang pada tahun 1465 mengganti Maulana Muhammad Al-Maghrabi,
  5. Sunan Kudus,
  6. Sunan Gunung Jati,
  7. Sunan Bonang,
  8. Sunan Derajat, dan
  9. Sunan Kalijaga (wafat 1513).
Fathullah Khan (Sunan Gunung jati II) yang pada tahun 1465 
mengganti Maulana Muhammad Al-Maghrabi
Fathullah Khan (Sunan Gunung jati II)
Fathullah Khan disebut Sunan Gunung Jati juga barangkali hal itu terjadi karena begitu diangkat menjadi anggota walisongo, Fathullah Khan langsung disebut sebagai Sunan Gunung Jati seperti sebutan untuk ayahandanya, Sunan Gunung Jati I.
Pangeran Jayakarta I @ Fatahillah @ Sunan Gunung Jati II @ Tubagus Pasai @ Fathullah Khan @ Falatehan

Beliau dalah tokoh yang mengusir Portugis dari pelabuhan perdagangan Sunda Kelapa dan memberi nama “Jayakarta” yang berarti Kota Kemenangan, yang kini menjadi kota Jakarta, Ibukota Negara Republik Indonesia.

Ia dikenal juga dengan nama Falatehan. Ada pun nama Sunan Gunung Jati II dan Syarif Hidayatullah, yang sering dianggap orang sama dengan Fatahillah sebenarnya adalah mertua beliau.

Ceritanya, Setelah Sunan Gunung Jati I yang bergelar Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awliya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah yang merupakan pendiri dinasti raja-raja Kesultanan Cirebon dan asal usul dari pendiri Kesultanan Banten serta penyebar agama Islam di Jawa Barat wafat, terjadilah kekosongan jabatan pimpinan tertinggi Kesultanan Cirebon. Pada mulanya calon kuat pengganti Sunan Gunung Jati I ialah Pangeran Dipati Carbon, Putra Pangeran Pasarean, cucu Sunan Gunung Jati I. Namun, Pangeran Dipati Carbon meninggal lebih dahulu pada tahun 1565.

Kekosongan pemegang kekuasaan itu kemudian diisi dengan mengukuhkan pejabat keraton yang selama Sunan Gunung Jati I melaksanakan tugas dakwah, pemerintahan dijabat oleh Fatahillah atau Fathullah Khan. Fatahillah kemudian naik takhta, dan memerintah Cirebon secara resmi menjadi raja sejak tahun 1568. Fatahillah menduduki takhta kerajaan Cirebon hanya berlangsung dua tahun karena ia meninggal dunia pada tahun 1570, dua tahun setelah Sunan Gunung Jati I wafat dan dimakamkan berdampingan dengan makam Sunan Gunung Jati I di Gedung Jinem Astana Gunung Sembung.

Fatahillah atau Fathullah Khan adalah putra Sayyid Mahdar Ibrahim atau dikenal dengan Ibrahim Patakan bin Abdul Ghafur bin Barakat Zainal ‘Alam bin Jamaluddin Akbar bin Ahmad Syah Jalaluddin Akbar bin Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan.

Fatahillah atau Fathullah Khan menikah dengan Ratu Ayu Pembayun binti Gusti Sinuhun Kangjeng Sunan Gunung Jati (Al Azmatkhan Al-Husaini) dan memiliki putra :
  1. Ratu Wanawati Raras
  2. P. Sendang Garuda
  3. Ratu Ayu
Ratu Wanawati Raras menikah dengan sepupunya sendiri yang bernama P. Sendang Kamuning alias Pangeran Adipati Cirebon bin Muhammad Arifin Pangeran Pasarean bin Syaikh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati II (Al Azmatkhan Al-Husaini) dan dikarunai putra, (salah satunya) bernama : Pangeran Ratu Pakungwati Pangeran Mas Zainul ‘Arifin yang kemudian menurunkan Sultan-Sultan Kanoman, Kasepuhan, dan Kacirebonan.

Fatahillah atau Fathullah Khan juga menikahi putri Raden Patah yang meninggalkan putera Tumenggung Nagawangsa Ki Mas Abdul Aziz, keturunannya adalah sebagian Bangsawan Palembang Darussalam yang menggunakan Gelar Kemas (Laki-Laki) & Nyimas (Perempuan)

Dengan istri putri Raden Patah, Fatahillah atau Fathullah Khan juga meninggalkan putera Ki Bagus Abdurrohman, keturunanannya adalah sebagian Bangsawan Palembang Darussalam yang menggunakan Gelar Kiagus (Laki-Laki) & Nyayu (Perempuan) 

Makam / Cungkup / Petilasan Sunuan Gunung Jati II Fatahillah atau Fathullah Khan
Sunan Gunung Jati wafat dan dimakamkan berdampingan dengan makam Sunan Gunung Jati di Gedung Jinem Astana Gunung Sembung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU