Laman

Minggu, 19 Januari 2014

Tata Cara Mitoni/Tingkeban/nujubulanan

Tata Cara Mitoni/Tingkeban/nujubulanan

UBO RAMPE MITONI/TINGKEBAN
(Selamatan Tujuh Bulanan)

Mitoni atau selamatan tujuh bulanan,dilakukan setelah kehamilan seorang ibu genap usia 7 bulan atau lebih.Dilaksanakan tidak boleh kurang dari 7 bulan,sekalipun kurang sehari.Belum ada neptu atau weton(hari masehi+hari Jawa)yang dijadikan patokan pelaksnaan,yang penting ambil hari selasa atau sabtu. Tujuan mitoni atau tingkeban agar supaya ibu dan janin selalu dijaga dalam kesejahteraan dan keselamatan
(wilujeng,santosa,jatmika,rahayu).

 

PERSYARATAN:

1.Bubur 7 macam:
Kombinasi 7 macam;(1)bubur merah(2)bubur putih(3)merah ditumpangi putih,(4) putih ditumpangi merah,(5)putih disilang merah,(6)merah disilang putih,(7)baro-baro(bubur putih diatasnya dikasih parutan kelapa dan sisiran gula jawa).
Bubur putih dimakan oleh sang Ayah.Bubur merah dimakan sang Ibu.Bubur yang lain dimakan sekeluarga.

Bahan;
Bubur putih gurih(dimasak pake santen)dan bubur merah(dimasak pake gula jawa);
Bubur ditaruh di piring kecil-kecil;

2.Gudangan Mateng (sayurnya direbus):
Bahan;Sayur 7 macam;harus ada kangkung dan kacang.Kangkung dan kacang panjang jangan dipotong-potong,dibiarkan panjang saja.Semua sayuran direbus.
Bumbu gudangannya pedas.
3.Nasi Megono;Nasi dicampur bumbu gudangan pedes lalu dikukus.
4.Jajan Pasar;biasanya berisi 7 macam makanan jajanan pasar tradisional.
5.Rujak;bumbunya pedas dengan 7 macam buah-buahan.
6.Ampyang;ampyang kacang,ampyang wijen dll(7 macam ampyang).Apabila kesulitan mendapatkan 7 macam ampyang,boleh sedapatnya saja.
7.Aneka Ragam Kolo;
Kolo kependem(kacang tanah,singkong,talas),kolo gumantung(pepaya),kolo merambat (ubi/ketela rambat);kacang tanah,singkong,talas,ketela,pepaya.direbus kecuali pepaya.Pepaya yang sudah masak.Masing-masing jenis kolo tidak harus semua,tetapi bisa dipilih salah satu saja.Misalnya kolo kependhem;ambil saja salah satu misalnya kacang tanah.Jika kesulitn mencari kolo yang lain;yang penting ada dua macam kolo;yakni cangelo;kacang tanah + ketela(ubi jalar).
8.Ketan;dikukus lalu dibikin bulatan sebesar bola bekel(diameter 3-4 cm);warna putih,merah,hijau,coklat,kuning.
9.Tumpeng nasi putih;kira-kira cukup untuk makan 7 atau 11,atau 17 orang.
10.Telur;telur ayam 7 butir.
11.Pisang;pisang raja dan pisang raja pulut masing-masing satu lirang/sisir.
12.Tumpeng tujuh macam warna;tumpeng dibuat kecil-kecil dengan warna yang berbeda-beda.Bahan nasi biasa yang diwarnai.

Tata Cara Pelaksanaan upacara Tingkepan:

1.Siraman dilakukan oleh sesepuh sebanyak tujuh orang.Bermakna mohon doa restu,supaya suci lahir dan batin.Setelah upacara siraman selesai,air kendi tujuh mata air dipergunakan untuk mencuci muka,setelah air dalam kendi habis,kendi dipecah.

2.Memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain(sarung)calon ibu oleh suami melalui perut sampai pecah,hal ini merupakan simbul harapan supaya bayi lahir dengan lancar,tanpa suatu halangan.

3.Berganti Nyamping sebanyak tujuh kali secara bergantian,disertai kain putih.Kain putih sebagai dasar pakaian pertama,yang melambangkan bahwa bayi yang akan dilahirkan adalah suci,dan mendapatkan berkah dari Tuhan YME.Diiringi dengan pertanyaan sudah“pantas apa belum”,sampai ganti enam kali dijawab oleh ibu-ibu yang hadir“belum pantas.”
Sampai yang terakhir ke tujuh kali dengan kain sederhana di jawab“pantes.”
Adapun nyamping yang dipakaikan secara urut dan bergantian berjumlah tujuh dan diakhiri dengan motif yang paling sederhana sebagai berikut:
a.Sidoluhur e.Udan Riris
b.Sidomukti f.Sido Asih
c.Truntum g.Lasem sebagai Kain
d.Wahyu Tumurun h.Dringin sebagai Kemben

Mori dipakai sebagai busana dasar sebelum berganti-ganti nyamping,dengan maksud bahwa segala perilaku calon ibu senantiasa dilambari dengan hati bersih.Jika suatu saat keluarga tersebut bahagia sejahtera dengan berbagai fasilitas atau kekayaan atau memiliki kedudukan maka hatinya tetap bersih tidak sombong atau congkak,serta senantiasa bertakwa kepada Tuhan YME.

4.Pemutusan Lawe atau janur kuning yang dilingkarkan di perut calon ibu,dilakukan calon ayah menggunakan keris Brojol yang ujungnya diberi rempah kunir,dengan maksud agar bayi dalam kandungan akan lahir dengan mudah.

5.Calon nenek dari pihak calon ibu,menggendong kelapa gading dengan ditemani oleh ibu besan.Sebelumnya kelapa gading diteroboskan dari atas ke dalam kain yang dipakai calon ibu lewat perut,terus ke bawah,diterima(ditampani)oleh calon nenek,maknanya agar bayi dapat lahir dengan mudah,tanpa kesulitan.

Calon ayah memecah kelapa,dengan memilih salah satu kelapa gading yang sudah digambari Kamajaya dan Kamaratih atau Harjuna dan Wara Sembodro atau Srikandi.

6.Upacara memilih nasi kuning yang diletak di dalam takir sang suami.Setelah itu dilanjutkan dengan upacara jual dawet dan rujak,pembayaran dengan pecahan genting(kreweng),yang dibentuk bulat,seolah-olah seperti uang logam.Hasil penjualan dikumpulkan dalam kuali yang terbuat dari tanah liat.Kwali yang berisi uang kreweng dipecah di depan pintu.Maknanya agar anak yang dilahirkan banyak mendapat rejeki,dapat menghidupi keluarganya dan banyak amal.

7.Hidangan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan YME,

yang disediakan dalam upacara Tingkepan antara lain:
a.Tujuh Macam Bubur,termasuk bubur Procot.
b.Tumpeng Kuat,maknanya bayi yang akan dilahirkan nanti sehat
dan kuat,(Tumpeng dengan Urab-urab tanpa cabe,telur ayam rebus
dan lauk yang dihias).
c.Jajan Pasar,syaratnya harus beli di pasar(Kue,buah,makanan kecil)
d.Rujak buah-buahan tujuh macam,dihidangkan sebaik-baiknya supaya rujaknya enak,bermakna anak yang dilahirkan menyenangkan dalam keluarga
e.Dawet,supaya menyegarkan.
f..Keleman Semacam umbi-umbian,sebanyak tujuh macam.
g.Sajen Medikingan,dibuat untuk kelahiran setelah kelahiran anak pertama dan seterusnya,macamnya:

-Nasi Kuning berbentuk kerucut
-Enten-enten,yaitu kelapa yang telah diparut dicampur dengan gula kelapa dimasak sampai kering.
-Nasi loyang,nasi kuning yang direndam dalam air,kemudian dikukus kembali dan diberi kelapa yang telah diparut.
-Bubur procot yaitu tepung beras,santan secukupnya,gula kelapa dimasak secara utuh,dimasukkan ke dalam periuk untuk dimasak bersama-sama

Upacara mitoni tidak bisa dilakukan sewaktu2,biasanya dilaksanakan pada hari sebtu wage yg menurut orangtua maknanya metu gage-gage:cepet/lancar dalam proses melahirkan nanti

tata urutan dan sajian serta upacara2nya kadang tiap daerah berbeda tergantung adat masing2
Setelah ubo rampe semua selesai disiapkan,maka dimulailah berdoa.Doa boleh dengan tata cara atau agama masing-masing.Inilah fleksibilitas dan toleransi dalam ajaran Jawa.
Berikut ini contoh doa menurut tradisi Jawa;

Diucapkan oleh orang tua jabang bayi(ayah dan ibu);
“Niat ingsun nylameti jabang bayi,supaya kalis ing rubeda,nir ing sambikala,saka kersaning Gusti Allah.Dadiyo bocah kang bisa mikul dhuwur mendhem jero wong tuwa,migunani marang sesama,ambeg utama,yen lanang kadya Raden Komajaya,yen wadon kadya Dewi Komaratih..kabeh saka kersaning Gusti Allah.

Apabila orang tua beragama Islam,setelah doa secara tradisi,lalu bacakan surat Maryam atau surat Yusuf.Pilih di antara keduanya sesuai keinginan hati nurani.Jika feeling anda ingin membaca surat Maryam,biasanya jabang bayi lahir perempuan.Bila yang dibaca surat Yusuf,biasanya jabang bayi lahir laki-laki.

Dalam tradisi Jawa,yang membuat bumbu rujak dilakukan oleh ibu jabang bayi.Jika bumbunya rasanya asin,biasanya jabang bayi lahir perempuan.Bila tidak kasinen(kebanyakan garam),biasanya lahir laki-laki.

Akan tetapi karna teknologi medis sudah sedemikian canggih,sampai ditemukan USG empat dimensi,jenis kelamin bayi sudah dapat diketahui lebih dini.


Acara mitoni atau tingkeban yang kami paparkan di atas adalah tatacara sederhana.Akan tetapi bukan berarti tidak absah,hanya tidak lengkap saja.Sedangkan tatacara yang lengkap yang biasanya masih dilakukan di kraton-kraton dan masyarakat Jawa yang masih kuat memegang tradisi.Rangkaian acara untuk upacara mitoni secara lengkap urut-urutannya yaitu;

Siraman,memasukkan telor ayam kampung di dalam kain calon ibu dilakukan oleh calon bapak,ganti baju tujuh kali, brojolan(memasukkan kelapa gading muda),memutus benang lawe atau lilitan benang(atau janur),memecah wajan dan gayung,mencuri telor dan terakhir kendhuri.

Catatan;
Acara siraman hanya diselenggarakan untuk mitoni anak pertama.

Selamat melaksanakan mitoni atau tingkeban semoga menjadi anak yang linuwih,mikul dhuwur mendhem jero pada orang tua,berguna untuk sesama,masyarakat,agama,dan negara.

RAHAYU...SUGENG...SLAMET

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU