MOTIF BATIK Dan FILOSOFINYA (Truntum)
Batik mempunyai peranan penting bagi masyarakat Jawa tempo dulu bahkan masih berlaku hingga saat ini. Buktinya, dalam upacara-upacara tradisional, motif batik dalam wujud kain jarit sangat berperanan, misalnya dalam upacara mitoni atau tingkeban dan upacara pernikahan. Seringkali dalam upacara pernikahan tradisi Jawa, orang tua pengantin tidak boleh sembarangan memakai jenis motif batik, kecuali motif truntum. Harapannya agar pelaksanaan pernikahan berjalan lancar, orang tua mendapat nama harum sesuai dengan motif truntum yang mengambil konsep bunga tanjung yang wangi baunya.
Kain ini dipakai oleh orang tua pengantin dalam upacara pernikahan. Truntum berarti menuntun, diharapkan sipemakai/orang tua mempelai mampu memberikan petunjuk dan contoh kepada putra-putrinya untuk memasuki kehidupan baru berumah tangga yang penuh liku-liku.Begini bentuk Modern Batik dengan Motif Truntum
Motif batik Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat,abadi dan semakin lama terasa semakin subur berkembang (tumaruntum). Karena maknanya,kain motif truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU