Legenda Dewi Sri
P#3 MITOS & LEGENDA DEWI SRI Berkah Dewi Sri cikal bakal kehidupan
P#3 MITOS & LEGENDA DEWI SRI
KEMBOEL DEWI SRI adalah upacara menikmati anugerah Tuhan yang berupa Dewi rejeki dalam kebersamaan, penuh syukur dan sukacita. Ada kehangatan untuk saling bertegur sapa, ada cinta untuk saling merasakan. Kemboel Dewi Sri adalah upaya membangun sikap optimis untuk menikmati rejeki yang dianugerahkan pada hari ini dan secukupnya, tidak perlu disimpan dan diawetkan untuk hari esok, karena hari esok ada rejekinya sendiri. Kemboel Dewi Sri adalah sarana untuk saling membagi kelimpahan rejeki kepada sesama yang membutuhkan dan juga untuk mendapatkan energy untuk bekerja dan berkarya di dalam hidup dan kehidupan
Berkah Dewi Sri cikal bakal kehidupan
oleh :HERJAKA'S dan primbondonit@gmail.com
Pada suatu saat ketika Dewi Sri yang adalah Dewi Kesuburan dan Semar yang adalah Dewa Kesuburan bertemu, maka harapan akan sebuah negara yang gemah ripah lohjinawi sudah diambang pintu
Sejatinya ular sawah adalah penjelmaan Dewi Sri yang membantu petani mengusir hama tananam padi terutama tikus. Namun saat ini populasi ular sawah semakin sedikit, seiring dengan merajalelanya hama padi.
Lebih dari 20% butir padi terbuang percuma ketika para petani menggunakan sabit untuk memotong
batang padi dan kemudian merontokan butir-butir nya dengan cara menggepyokkan di papan kayu.
Tidak seperti ketika cara memanen padi dengan menggunakan Ani-ani.
Tangkai demi tangkai dipotong dengan kelembutan,
untuh kemudian dimasukkan di tenggok. “ Jangan bersedih padi-padiku.
Jaman sudah berubah. Terima saja dengan ikhlas apa yang dilakukan para petani terhadap kita,
” hibur Dewi Sri kepada butir-butir padi yang berceceran kesakitan dimakan burung.
Ketika tanah pertanian semakin menyempit, hasil padi pun semakin berkurang. Pada hal kebutuhan akan pangan terus bertambah. Agar kebutuhan pangan tercukupi, didatangkan padi dari mancanegara. Tidak disadari bahwa langkah yang diambil mengakibatkan petani lokal semakin tepinggirkan
Kehadiran Dewi Sri di persawahan untuk membagikan rejeki,
tidak hanya kepada para petani tetapi juga kepada bangsa burung
Di dalam tanah yang baik setiap benih yang disebarkan akan tumbuh subur dan
mensejahterakan keluarga lahir batin.
membiarkan tikus-tikus yang ada menikmati hasil panen sampai kenyang. Karena kekayaan negri ini melimpah-ruah, cukup untuk mennyejahterakan rakyatnya. Namun sayang kemurahan Dewi Sri tersebut telah disalah gunakan oleh tikus-tikus saat ini. Mereka makan dengan rakus. Jatahnya orang lain dimakan habis, termasuk jatahnya anak-cucu.
Tikus-tikus tersebut dengan sadar telah merampas kesejahteraan rakyat
Rame ing Gawe. lesung adalah tempat untuk menumbuk padi hingga menjadi beras dan siap dikonsumsi. Pekerjaan tersebut banyak dilakukan oleh wanita. Mereka melakukannya dengan ketulusan dan suka cita. Kehadiran Dewi Sri dan Dewa Sadana yang adalah pasangan kesuburan menjadi tanda kesejahteraan. Sementara kehadiran Bocah Bajang merupakan symbol kerja keras yang tak pernah henti untuk mencapai kesejahteraan lahir batin
Dewi Sri adalah dewi Padi, lambang kesuburan dan kesejahteraan. Dipercaya bahwa, ketika Dewi Sri dan Dewa Sadana pasangannya datang dan kemudian berkenan singgah disuatu tempat, maka tempat tersebut akan mengalami kemakmuran dan kesejahteraan
Kawula Padepokan Saptaarga (tujuh Gunung) sedang memikul hasil bumi yang diwujudkan dalam bentuk Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon. Setelah sampai di Pendopo induk Padepokan, para kawula melakukan puja-puji dan kemudian membagi-rata kedua gunungan tersebut kepada kawula Saptaarga. Kedua gunungan tersebut adalah symbol dari kemurahan dan keberpihakan seorang pemimpin kepada rakyatnya, dengan tujuan agar rakyatnya makmur dan sejahtera
SRI GENDHONG, Dewi Sri bagi masyarakat tradisional Jawa dijadikan symbol Dewi Padi atau Dewi kesuburan. Baik kesuburan tanah pertanian maupun kesuburan suami isteri. Dengan kepercayaan tersebut, pada rumah-rumah masyarakat tradisional disediakan ruang khusus untuk bersemayamnya Dewi Kesuburan yang dinamakan Pedaringan atau Pasren. Pedaringan adalah tempat tidur yang ditata indah terletak di senthong tengah, ruangan paling belakang di bangunan induk. Di pedaringan inilah dilakukan ritual doa untuk memohon agar Dewi Sri berkenan tinggal dan berbaring di pedaringan yang telah disediakan. Karena dengan demikian artinya bahwa keluarga yang bersangkutan senantiasa dilimpahi kesuburan dan kesejahteraan lahir batin. Walaupun jaman sekarang Dewi Sri tidak lagi ditempatkan di Pedaringan Senthong Tengah, makanan atau rejeki dan kesejahteraan tetap menjadi tujuan utama orang hidup. Oleh karenanya orang berlomba-lomba mengejar Dewi rejeki kesejahteraan. Bahkan banyak orang menempatkan diri sebagai hamba dari Dewi Sri. Ia rela menggendhong Dewi Sri kemana-mana seperti layaknya binatang tunggangan. Tanpa disadarinya, ketika orang mengejar kesuburan kesejahteraan secara lahir, sesungguhnya jiwanya sendiri menjadi kering kerontang.
Banyak petani yang mulai meninggalkan pekerjaannya dan sawahnya. Mereka mengadu nasib ke kotaraja. Namun ada petani yang masih setia dengan panggilannya. Di saat kelesuan singgah di jiwa dan kelelahan menghampiri badannya Dewi Sri berkenan menghampiri petani yang setia untuk memberikan jamu agar sehat, segar, bersemangat dan berpengharapan untuk meneruskan pekerjaannya.
untuk Melnjutkan ke DEWI SRI yang SEBENARnya KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU