Walisongo
Tapak Jejak "SUNAN DRAJAT" (Walisongo Periode Ketiga)
Tapak Jejak "WALISONGO" (Walisongo Periode Ketiga)
Sunan Derajat yang tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin
Makam Cungkup Petilasan Sunan Drajat (Raden Syarifudin)
Makam Sunan Drajat dapat ditempuh dari surabaya maupun Tuban lewat Jalan Dandeles ( Anyer – Panarukan ), namun bila lewat Lamongan dapat ditempuh 30 menit dengan kendaran pribadi.
Paciran - Lamongan - Jawatimur
Makam Sunan Drajat. Makam ini adalah salah satu wisata religi yang sangan terkenal di Jawa Timur dan kerap penuh sesak dipenuhi oleh peziarah terutama pada hari libur dan hari Minggu.
Memasuki kompleks makam, peziarah atau wisatawan akan menjumpai gapura joglo yang terbuat dari kayu. Di bagian bawah joglo terdapat kayu berukir dengan motif masjid.
Uniknya makam Sunan Drajat ini memiliki tujuh trap (tingkatan) jalan hingga bisa sampai ke trap makam utama Sunan. Masing-masing trap jalan memiliki makna filosofis Jawa yang begitu mendalam.
Maksud dari paada ajaran-ajaran tersebut, adalah antara lain bahwa manusia sebagai makhluq yang berakal budi dianjurkan :
Memberikan ilmu agar orang menjadi pandai
Berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang miskin
Mengajari kesusilaan terhadap orang yang tidak punya rasa malu
Memberikan perlindungan kepada orang yang lemah/menderita
Ruangan makam utama Sunan Drajat seketika itu penuh sesak dengan rombongan peziarah. Mereka banyak berdatangan dari luar Kota lamongan.
Lantunan ayat-ayat suci Al Quran yang dibacakan para peziarah, semakin menambah khusuknya setiap doa dan munajah yang mereka panjatkan ke hadirat Illahi.
Dalam sejarahnya Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang Wali pencipta tembang Mocopat yakni Pangkur. Sisa - sisa gamelan Singo meng*kok-nya Sunan Drajat kini tersimpan di Museum Daerah.
Untuk menghormati jasa - jasa Sunan Drajat sebagai seorang Wali penyebar agama Islam di wilayah Lamongan dan untuk melestarikan budaya serta benda-*benda bersejarah peninggalannya Sunan Drajat, keluarga dan para sahabatnya yang berjasa pada penyiaran agama Islam, Pemerintah Kabupaten Lamongan mendirikan Museum Daerah Sunan Drajat disebelah timur Makam. Museum ini telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur tanggal 1 Maret 1992.
Sunan Derajat yang tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin
Makam Cungkup Petilasan Sunan Drajat (Raden Syarifudin)
Makam Sunan Drajat dapat ditempuh dari surabaya maupun Tuban lewat Jalan Dandeles ( Anyer – Panarukan ), namun bila lewat Lamongan dapat ditempuh 30 menit dengan kendaran pribadi.
Paciran - Lamongan - Jawatimur
Makam Sunan Drajat. Makam ini adalah salah satu wisata religi yang sangan terkenal di Jawa Timur dan kerap penuh sesak dipenuhi oleh peziarah terutama pada hari libur dan hari Minggu.
Pintu masuk kompleks makam Sunan Drajad di Paciran Lamongan
Ornamen cantik memasuki pusara Sunan Drajad
Pepohonan rindang dan makam dengan batu nisan kuno tampak tersebar di kanan-kiri jalan masuk ke makam Sunan.
Trap ketujuh (terakhir) sebelum menuju makam utama inilah yang menyita perhatian kami. Sangat relevan buat pengingat kita yang saat ini sedang gencar-gencarnya memerangi kemiskinan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Adapun bunyi trap ketujuh itu ialah :
- Wenehana teken marang wong kang wuta,
- Wenehana Pangan marang wong kang Keluwen,
- Wenehana Payung marang wong kang Kaudanan,
- Wenehana Sandang marang wong kang kawudan
Maksud dari paada ajaran-ajaran tersebut, adalah antara lain bahwa manusia sebagai makhluq yang berakal budi dianjurkan :
Memberikan ilmu agar orang menjadi pandai
Berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang miskin
Mengajari kesusilaan terhadap orang yang tidak punya rasa malu
Memberikan perlindungan kepada orang yang lemah/menderita
Lantunan ayat-ayat suci Al Quran yang dibacakan para peziarah, semakin menambah khusuknya setiap doa dan munajah yang mereka panjatkan ke hadirat Illahi.
Ajaran Sunan Drajad tentang pengentasan kemiskinan
Makam Sunan Drajad dengan para kerabatnya
Upaya Bupati Lamongan R. Mohamad Faried, S.H. untuk menyelamatkan dan melestarikan warisan sejarah bangsa ini mendapat dukungan penuh Gubernur Jawa Timur dengan alokasi dana APBD I yaitu pada tahun 1992 dengan pemugaran Cungkup dan pembangunan Gapura Paduraksa senilai Rp.98 juta dan anggaran Rp.100 juta 202 ribu untuk pembangunan kembali Mesjid Sunan Drajat yang diresmikan oleh Menteri Penerangan RI tanggal 27 Juni 1993. Pada tahun 1993 sampai 1994 pembenahan dan pembangunan Situs Makam Sunan Drajat dilanjutkan dengan pembangunan pagar kayu berukir, renovasi paséban, balé ranté serta Cungkup Sitinggil dengan dana APBD I Jawa Timur sebesar RP. 131 juta yang diresmikan Gubernur Jawa Timur M. Basofi Sudirman tanggal 14 Januari 1994.
MASJID KAYU MAKAM SUNAN DRAJAT
MUSEUM SUNAN DRAJAT
Untuk menghormati jasa - jasa Sunan Drajat sebagai seorang Wali penyebar agama Islam di wilayah Lamongan dan untuk melestarikan budaya serta benda-*benda bersejarah peninggalannya Sunan Drajat, keluarga dan para sahabatnya yang berjasa pada penyiaran agama Islam, Pemerintah Kabupaten Lamongan mendirikan Museum Daerah Sunan Drajat disebelah timur Makam. Museum ini telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur tanggal 1 Maret 1992.
Peninggalan Sunan Drajat............
Panggung......... Tempat bermusyawarah para wali ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU