TEDAK SITEN(Melangkahkan kaki/Berdiri pertama kali di Bumi/Siti/Tanah)
“Waah..,bayiku bisa berdiri sendiri.”
Ingat nggak dengan iklan celetukan seorang ibu kepada anak bayinya yang baru bisa berdiri?Ternyata di beberapa daerah,peristiwa bayi bisa berdiri sendiri,dirayakan dengan upacara khusus.Salah satunya di Jawa Tengah yang dikenal dengan upacara Tedak Sinten.
Tedak Sinten dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti Turun Tanah Upacara adalah ucapan rasa syukur kepada Tuhan karena bayi mereka yang berumur kurang lebih 7 bulan sampai 8 bulan mulai menapakkan kakinya di atas bumi.Artinya,si anak juga akan bisa berjalan sendiri.
Dalam upacara adat ini ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh si anak,dimana tiap tahap atau proses tersebut memiliki nilai-nilai budaya yang cukup tinggi.upacara Tedhak Siten ini sendiri dalam prosesinya memerlukan uba rampe yang beraneka ragam,sekali lagi dalam setiap uba rampe yang dipergunakan ini juga memiliki makna yang cukup dalam.
Uba rampeyang diperlukan dalam upacara Tedhak Siten ini yaitu,juadah(jadah)warna warni(7 warna:putih,merah,hijau,kuning,biru,cokelat,merah muda/ungu),tangga yang terbuat dari tebu ireng(tebu arjuna),kurungan(biasanya berbentuk seperti kurungan ayam)yang diisi dengan barang/benda(misalnya:alat tulis,mainan dalam berbagai bentuk dan jenis)sebagai lambang/tanda untuk masa depan anak,banyu gege(air yang disimpan dlm tempayan/bokor selama satu malam&pagi harinya dihangatkan dengan sinar matahari),ayam panggang,pisang raja(melambangkan harapan agar si anak di masa depan bisa hidup sejahtera dan mulia,lawe wenang,dan udhik-udhik(yang terdiri berbagai jenis biji-bijian,uang logam,&beras kuning).
Perlengkapan tambahan:jajan pasar,berbagai jenis jenang-jenangan,tumpeng lengkap dengan gudangan,nasi kuning,tumpeng robyong,dan tumpeng gundhul.
Dalam upacara adat ini biasanya si bayi akan ditetah oleh Ibuandanya menginjak jadah Rupa-rupa dan diangkat oleh ibu/ayahnya menaiki beberapa biasanya 9 buah anak tangga tebu wulung(dengan maksud agar si anak dalam hidupnya selalu lurus–dalam jalan yang benar–seperti tebu ireng,dan hidupnya makin terus meningkat menjadi lebih baik sesuai dengan apa yang dicita-citakan).
Kemudian perlahan-lahan turun kembali menapaki anak tangga itu menuju tanah.Nah,prosesi inilah yang kemudian terkenal dengan nama Tedak Sinten.
Angkreman bayi tersebut juga dimasukkan dalam sebuah kurungan ayam.
Disana diletakkan berbagai mainan.Nah,jika bayi tersebut memilih salah satu mainan tersebut,katakanlah sebuah gitar mainan,maka dianalogikan kelak anak tersebut kelak akan pandai bermain musik.Tentu saja itu hanya sebuah symbol dan harapan baik orang tua untuk anaknya
Setelah selesai memilih benda/barang,dilanjutkan dengan tahap ke empat,yaitu si anak dimandikan dengan banyu gege yang melambangkan harapan agar si anak dapat selalu segar dan tegar dalam menjadi hidupnya di masa depan,dalam istilah jawa dikenal dengan gelis gedhe lan ilang sarap sawane.
Setelah selesai,si anak kemudian dibimbing berjalan membawa tebu&perlengkapannya dan dilanjutkan dengan udhik-udhik oleh nenek.
“Waah..,bayiku bisa berdiri sendiri.”
Tedak Sinten dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti Turun Tanah Upacara adalah ucapan rasa syukur kepada Tuhan karena bayi mereka yang berumur kurang lebih 7 bulan sampai 8 bulan mulai menapakkan kakinya di atas bumi.Artinya,si anak juga akan bisa berjalan sendiri.
Dalam upacara adat ini ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh si anak,dimana tiap tahap atau proses tersebut memiliki nilai-nilai budaya yang cukup tinggi.upacara Tedhak Siten ini sendiri dalam prosesinya memerlukan uba rampe yang beraneka ragam,sekali lagi dalam setiap uba rampe yang dipergunakan ini juga memiliki makna yang cukup dalam.
Uba rampeyang diperlukan dalam upacara Tedhak Siten ini yaitu,juadah(jadah)warna warni(7 warna:putih,merah,hijau,kuning,biru,cokelat,merah muda/ungu),tangga yang terbuat dari tebu ireng(tebu arjuna),kurungan(biasanya berbentuk seperti kurungan ayam)yang diisi dengan barang/benda(misalnya:alat tulis,mainan dalam berbagai bentuk dan jenis)sebagai lambang/tanda untuk masa depan anak,banyu gege(air yang disimpan dlm tempayan/bokor selama satu malam&pagi harinya dihangatkan dengan sinar matahari),ayam panggang,pisang raja(melambangkan harapan agar si anak di masa depan bisa hidup sejahtera dan mulia,lawe wenang,dan udhik-udhik(yang terdiri berbagai jenis biji-bijian,uang logam,&beras kuning).
Perlengkapan tambahan:jajan pasar,berbagai jenis jenang-jenangan,tumpeng lengkap dengan gudangan,nasi kuning,tumpeng robyong,dan tumpeng gundhul.
Dalam upacara adat ini biasanya si bayi akan ditetah oleh Ibuandanya menginjak jadah Rupa-rupa dan diangkat oleh ibu/ayahnya menaiki beberapa biasanya 9 buah anak tangga tebu wulung(dengan maksud agar si anak dalam hidupnya selalu lurus–dalam jalan yang benar–seperti tebu ireng,dan hidupnya makin terus meningkat menjadi lebih baik sesuai dengan apa yang dicita-citakan).
Kemudian perlahan-lahan turun kembali menapaki anak tangga itu menuju tanah.Nah,prosesi inilah yang kemudian terkenal dengan nama Tedak Sinten.
Disana diletakkan berbagai mainan.Nah,jika bayi tersebut memilih salah satu mainan tersebut,katakanlah sebuah gitar mainan,maka dianalogikan kelak anak tersebut kelak akan pandai bermain musik.Tentu saja itu hanya sebuah symbol dan harapan baik orang tua untuk anaknya
Setelah selesai memilih benda/barang,dilanjutkan dengan tahap ke empat,yaitu si anak dimandikan dengan banyu gege yang melambangkan harapan agar si anak dapat selalu segar dan tegar dalam menjadi hidupnya di masa depan,dalam istilah jawa dikenal dengan gelis gedhe lan ilang sarap sawane.
Setelah selesai,si anak kemudian dibimbing berjalan membawa tebu&perlengkapannya dan dilanjutkan dengan udhik-udhik oleh nenek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU