Sunan Kalijaga
Raden Said Memilih Jalan Sendiri
Raden Said Memilih Jalan Sendiri
Setelah bertahun tahun di tinggal kedua anaknya,permaisuri Adipati Wilatikta seperti kehilangan gairah hidup.Terlebih setelah usaha Adipati Tuban menangkap para perampok yang mengacau Kadipaten Tuban membuahkan hasil.Hati ibu Raden Said seketika berguncang.
kebetulan saat di tangkaq oleh prajurit Tuban,kepala rampok itu mengenakan pakaian dan topeng yang persis di kenakan Raden Said.Rahasia yang selama ini tertutup rapat terbongkarlah sudah.Dari pengakuan perampok itu tahulah Adipati Tuban bahwa Raden Said tidak bersalah.
Ibu Raden Said menangis sejadi jadinya.Dia benar benar telah menyesal mengusir anak yang sangat di sayanginya itu.Sang Ibu tak pernah tahu bahwa anak yang di dambakannya itu bertahun tahun kemudian sudah kembali ke Tuban.Hanya saja tidak langsung ke Istana Kadipaten Tuban,melainkan ke tempat tinggal Sunan Bonang.
Untuk mengobati kerinduan Sang Ibu,tak jarang Raden Said mengerahkan ilmunya yang tinggi yaitu membaca Qur'an dari jarak jauh lalu suaranya di kirim ke Istana Tuban.
Suara Raden Said yang merdu itu benar benar menggetarkan dinding dinding Istana Kadipaten,bahkan mengguncangkan isi hati Adipati Tuban dan isterinya.Tapi Raden Said,masih belum menampakkan diri.Banyak tugas yang masih di kerjakan,diantaranya menemukan adiknya kembali,tak terkirakan betapa bahagianya Adipati Tuban dan isterinya menerima kedatangan putra putrinya yang sangat di cintainya itu.
Karena Raden Said tidak bersedia menggantikan kedudukan ayahnya,akhirnya kedudukan Adipati Tuban di berikan kepada cucunya sendiri yaitu putra Dewi Rasawulan dan Empu Supa.
Raden Said meneruskan pengembaraannya,berdakwah menyebarkan agama Islam di Jawa Tengah hingga ke Jawa Barat.Beliau sangat arif dan bijaksana dalam berdakwa sehingga dapat di terima dan di anggap sebagai Guru Suci se Tanah Jawa,dan petani,pejabat,pedagang,bangsawan dan raja raja dapat menerima ajaran Sunan Kalijaga yang berciri khas Jawa namun tetap Islami.Dalam usia lanjut beliau memilih Kadilungu sebagai tempat tinggalnya yang terakhir.Hingga sekarang beliau di makamkan di Kadilungu,Demak.Semoga amal perjuangannya di terima di sisi (ALLAH).Amin
Ibu Raden Said menangis sejadi jadinya.Dia benar benar telah menyesal mengusir anak yang sangat di sayanginya itu.Sang Ibu tak pernah tahu bahwa anak yang di dambakannya itu bertahun tahun kemudian sudah kembali ke Tuban.Hanya saja tidak langsung ke Istana Kadipaten Tuban,melainkan ke tempat tinggal Sunan Bonang.
Untuk mengobati kerinduan Sang Ibu,tak jarang Raden Said mengerahkan ilmunya yang tinggi yaitu membaca Qur'an dari jarak jauh lalu suaranya di kirim ke Istana Tuban.
Suara Raden Said yang merdu itu benar benar menggetarkan dinding dinding Istana Kadipaten,bahkan mengguncangkan isi hati Adipati Tuban dan isterinya.Tapi Raden Said,masih belum menampakkan diri.Banyak tugas yang masih di kerjakan,diantaranya menemukan adiknya kembali,tak terkirakan betapa bahagianya Adipati Tuban dan isterinya menerima kedatangan putra putrinya yang sangat di cintainya itu.
Karena Raden Said tidak bersedia menggantikan kedudukan ayahnya,akhirnya kedudukan Adipati Tuban di berikan kepada cucunya sendiri yaitu putra Dewi Rasawulan dan Empu Supa.
Raden Said meneruskan pengembaraannya,berdakwah menyebarkan agama Islam di Jawa Tengah hingga ke Jawa Barat.Beliau sangat arif dan bijaksana dalam berdakwa sehingga dapat di terima dan di anggap sebagai Guru Suci se Tanah Jawa,dan petani,pejabat,pedagang,bangsawan dan raja raja dapat menerima ajaran Sunan Kalijaga yang berciri khas Jawa namun tetap Islami.Dalam usia lanjut beliau memilih Kadilungu sebagai tempat tinggalnya yang terakhir.Hingga sekarang beliau di makamkan di Kadilungu,Demak.Semoga amal perjuangannya di terima di sisi (ALLAH).Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU