Ramalan Jayabaya dan Masa Depan Indonesia
Jayabaya ini adalah seorang raja dari kerajaan kadiri, nama lengkapnya si jayabaya ini adalah
"Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa"
Bukankah 3,5 bulan dan 3,5 tahun adalah waktu yang berbeda? Ya, jelas berbeda, tetapi—kata pendukung ramalan Jayabaya—keduanya sama-sama merujuk pada waktu yang relatif singkat bagi kehidupan umat manusia.
Figur yang bakal muncul ke kursi kekuasaan secara tak terduga, yang melalui langkah-langkahnya Indonesia akan mencapai kemakmuran lahir dan batin.
Jayabaya juga meramalkan hal-hal yang akan muncul pada jaman masa depan, ia meramalkan "akan ada kereta tanpa kuda, dan perahu yang berlayar diatas awan" (maksudnya si jayabaya yaitu mobil dan pesawat)
Mobil pertama yang pernah ada di Indonesia Benz Phaeton milik Pakubuwono X diketahui berada di sebuah museum di Belanda. Seperti apa penampakan terakhir 'Kreta Setan?
dalam buku Sejarah Operasi Penerbangan Indonesia periode 1945-1950 yang diterbitkan Dinas Sejarah TNI AU, setidaknya ada tiga pesawat dibeli dari hasil sumbangan rakyat Sumatra, yakni; pesawat Avro Anson pada Desember 1947.
Pesawat itu dibeli dari bangsawan Australia, H Keegan, dengan nomor registrasi VH-BBY. Pembelian pesawat dilakukan dengan cara barter emas seberat 12 kg sumbangan rakyat Sumatra. Pesawat ini kemudian diberi nama RI-003
.Jayabaya meramalkan akan datangnya suatu masa dimana bumi acak-acakan "Akan ada suatu hari dimana terjadi gempa 7 kali sehari, tanah pecah merekah dan bencana dimana-mana"
Jayabaya juga meramalkan sesuatu tentang bumi kita, mungkin ini adalah ramalanya tentang global warming, tapi gatau juga sih. gini nih ramalanya "Akan ada suatu hari dimana disaat musim hujan, hujan tidak turun dan disaat musim panas hujan turun"
Jayabaya juga meramalkan, tentang pulau jawa yang berkalung besi (maksudnya ada rel kereta mengelilingi pulau jawa)
7 Ramalan Jayabaya tentang Satria Piningit
Yang pertama: NO
soekarNO
SoekarNO |
Mari sejenak kita napak tilasi perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Saat kita sudah berhasil memerdekakan diri pada tanggal 17 Agustus 1945, begitu meluap harapan tertumpah kepada Bung Karno. Dialah yang kita anggap sebagai juru selamat. Namun, kemerdekaan yang kita bayangkan sebagai jembatan emas ternyata menemui banyak rintangan yang menghadang. Antara 1945-1949, dua agresi militer Belanda kembali beraksi memporakporandakan bangsa yang baru merdeka. Dari tahun 50-an hingga 60-an, berbagai pergolakan dan pemberontakan daerah marak terjadi. Puncaknya, meletus peristiwa pada tanggal 30 September 1965, yang menjungkalkan Bung Karno dari singgasananya.
Yang kedua: TO
soeharTO
SoeharTO |
Masa berganti, dari Orla menuju Orba. Tokoh utamanya tentu saja Pak Harto. Lagi-lagi ia disanjung di awal kepemimpinannya sebagai Satrio Piningit. Sang pembebas dari macam-macam huru-hara. Kendati aspek ekonomi maju pesat di era Pak Harto, dan kita gelari ia sebagai Bapak Pembangunan, tetapi lama-lama kita jengah juga dengan sistem sosial-politik yang dibangunnya: monolitik, otoriter, dan represif. Maka, kemundurannya di tahun 1998 kita sambut dengan penuh sukacita. “Hore!” teriak kita berjingkrak-jingkrak.
Yang ketiga: NO
susilo bambang yudhoyoNO
Susilo bambang yudhoyoNO |
- bergelar Satriya Piningit
- sudah tidak punya ayah-ibu
- telah lulus Weda Jawa
- bersenjatakan Trisula
Ramalanya tentang NOTONOGORO, saat presiden bernama belakang GO dan RO Indonesia akan menjadi sebuah negara yang makmur sejahtera, dipandang dan dihormati dunia
Tetapi awal kemunculan Presiden bernama belakang GO dan RO akan diawali dengan GORO GORO
atau ......Wallahualam
Goro-Goro &
Kedatangan Para Satria Piningit
Tetapi awal kemunculan Presiden bernama belakang GO dan RO akan diawali dengan GORO GORO
atau ......Wallahualam
Goro-Goro &
Kedatangan Para Satria Piningit
Habibie menggantikan Pak Harto. Ia segera kita ejek sebagai bagian masa lalu Orba yang kelam, cukup 1 tahun saja kita beri waktu ia jadi presiden. Gus Dur muncul, terus diturunkan 2 tahun kemudian. Megawati naik, hanya kita kasih kesempatan sekadar menjalani sisa jabatan Gus Dur. Susilo Bambang Yudhoyono pun akhirnya naik tahta di tahun 2004. Sebuah buku tanpa ragu menyebutnya sebagai Satrio Piningit di awal kemunculannya. Tokoh zaman baru Indonesia yang dipilih secara langsung dan demokratis. Tampan-tinggi-gagah, lulusan akmil terbaik, penyandang gelar doktor dari IPB, dan sangat antikorupsi. Nyatanya, ia kini banyak dikritik berbagai kalangan terkait santernya kasus korupsi kelas kakap yang melibatkan kader-kader partainya.
Sejujurnya, banyak di antara kita yang kecewa. Gusar menanti tokoh yang mampu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Tokoh pemimpin yang muncul, selalu saja kita rasakan kekurangannya, dan dengan cepat kita masukkan ke dalam arsip berlabel: Bukan Satrio Piningit. Jika demikian halnya, mari kita sepakati bahwa ramalan Jayabaya itu, memang tak perlu diartikan secara harfiah. Ia sebenarnya hanya ingin menasihati rakyat Indonesia—sesuai kemampuannya masing-masing—untuk senantiasa aktif bekerja keras membuat tatanan Indonesia yang lebih baik dari hari ke hari. Agar pada akhirnya, orang-orang yang naik ke panggung politik adalah mereka yang terbaik, yang karakternya mendekati Satrio Piningit sang juru selamat sejati bangsa. Ramalan Jayabaya, dengan demikian, harus dimaknai bukan sebagai kata benda, melainkan sebuah kata kerja.
video sandi nama calon Presiden RI 2014
Isi Ramalan Jayabaya dan Cocokan Dengan Kehidupan Sekarang!!!
- Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
- Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
- Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
- Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
- Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
- Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
- Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
- Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
- Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
- Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
- Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
- Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
- Okeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
- Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
- Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
- Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
- Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
- Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
- Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
- Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
- Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
- Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
- Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
- Nantang bapa--- Menantang ayah.
- Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
- Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
- Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
- Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
- Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
- Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
- Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
- Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
- Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
- Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
- Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
- Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
- Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
- Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
- Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
- Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
- Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
- Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
- Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
- Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
- Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
- Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
- Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
- Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
- Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
- Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
- Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
- Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
- Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
- Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
- Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
- Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
- Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
- Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
- Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
- Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
- Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
- Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
- Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
- Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
- Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
- Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
- Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
- Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
- Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
- Akeh laknat--- Banyak kutukan
- Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
- Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
- Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
- Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
- Guru disatru---Guru dimusuhi.
- Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
- Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
- Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
- Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
- Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
- Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor—Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
- Akeh wong becik saya sengsara— Banyak orang baik makin sengsara.
- Wong jahat saya seneng— Sedang yang jahat makin bahagia.
- Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul— Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
- Wong salah dianggep bener—Orang salah dipandang benar.
- Pengkhianat nikmat—Pengkhianat nikmat.
- Durjana saya sempurna— Durjana semakin sempurna.
- Wong jahat munggah pangkat— Orang jahat naik pangkat.
- Wong lugu kebelenggu— Orang yang lugu dibelenggu.
- Wong mulya dikunjara— Orang yang mulia dipenjara.
- Sing curang garang— Yang curang berkuasa.
- Sing jujur kojur— Yang jujur sengsara.
- Pedagang akeh sing keplarang— Pedagang banyak yang tenggelam.
- Wong main akeh sing ndadi—Penjudi banyak merajalela.
- Akeh barang haram—Banyak barang haram.
- Akeh anak haram—Banyak anak haram.
- Wong wadon nglamar wong lanang—Perempuan melamar laki-laki.
- Wong lanang ngasorake drajate dhewe—Laki-laki memperhina derajat sendiri.
- Akeh barang-barang mlebu luang—Banyak barang terbuang-buang.
- Akeh wong kaliren lan wuda—Banyak orang lapar dan telanjang.
- Wong tuku ngglenik sing dodol—Pembeli membujuk penjual.
- Sing dodol akal okol—Si penjual bermain siasat.
- Wong golek pangan kaya gabah diinteri—Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
- Sing kebat kliwat—Siapa tangkas lepas.
- Sing telah sambat—Siapa terlanjur menggerutu.
- Sing gedhe kesasar—Si besar tersasar.
- Sing cilik kepleset—Si kecil terpeleset.
- Sing anggak ketunggak—Si congkak terbentur.
- Sing wedi mati—Si takut mati.
- Sing nekat mbrekat—Si nekat mendapat berkat.
- Sing jerih ketindhih—Si hati kecil tertindih
- Sing ngawur makmur—Yang ngawur makmur
- Sing ngati-ati ngrintih—Yang berhati-hati merintih.
- Sing ngedan keduman—Yang main gila menerima bagian.
- Sing waras nggagas—Yang sehat pikiran berpikir.
- Wong tani ditaleni—Si tani diikat.
- Wong dora ura-ura—Si bohong menyanyi-nyanyi
- Ratu ora netepi janji, musna panguwasane—Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
- Bupati dadi rakyat—Pegawai tinggi menjadi rakyat.
- Wong cilik dadi priyayi—Rakyat kecil jadi priyayi.
- Sing mendele dadi gedhe—Yang curang jadi besar.
- Sing jujur kojur—Yang jujur celaka.
- Akeh omah ing ndhuwur jaran—Banyak rumah di punggung kuda.
- Wong mangan wong—Orang makan sesamanya.
- Anak lali bapak—Anak lupa bapa.
- Wong tuwa lali tuwane—Orang tua lupa ketuaan mereka.
- Pedagang adol barang saya laris—Jualan pedagang semakin laris.
- Bandhane saya ludhes—Namun harta mereka makin habis.
- Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan—Banyak orang mati lapar di samping makanan.
- Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara—Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
- Sing edan bisa dandan—Yang gila bisa bersolek.
- Sing bengkong bisa nggalang gedhong—Si bengkok membangun mahligai.
- Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil—Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
- Ana peperangan ing njero—Terjadi perang di dalam.
- Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham—Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
- Durjana saya ngambra-ambra—Kejahatan makin merajalela.
- Penjahat saya tambah—Penjahat makin banyak.
- Wong apik saya sengsara—Yang baik makin sengsara.
- Akeh wong mati jalaran saka peperangan—Banyak orang mati karena perang.
- Kebingungan lan kobongan—Karena bingung dan kebakaran.
- Wong bener saya thenger-thenger—Si benar makin tertegun.
- Wong salah saya bungah-bungah—Si salah makin sorak sorai.
- Akeh bandha musna ora karuan lungane—Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe Banyak harta hilang entah ke mana, Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
- Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram—Banyak barang haram, banyak anak haram.
- Bejane sing lali, bejane sing eling—Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
- Nanging sauntung-untunge sing lali—Tapi betapapun beruntung si lupa.
- Isih untung sing waspada—Masih lebih beruntung si waspada.
- Angkara murka saya ndadi—Angkara murka semakin menjadi.
- Kana-kene saya bingung—Di sana-sini makin bingung.
- Pedagang akeh alangane—Pedagang banyak rintangan.
- Akeh buruh nantang juragan—Banyak buruh melawan majikan.
- Juragan dadi umpan—Majikan menjadi umpan.
- Sing suwarane seru oleh pengaruh—Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
- Wong pinter diingar-ingar—Si pandai direcoki.
- Wong ala diuja—Si jahat dimanjakan.
- Wong ngerti mangan ati—Orang yang mengerti makan hati.
- Bandha dadi memala—Hartabenda menjadi penyakit
- Pangkat dadi pemikat—Pangkat menjadi pemukau.
- Sing sawenang-wenang rumangsa menang — Yang sewenang-wenang merasa menang
- Sing ngalah rumangsa kabeh salah—Yang mengalah merasa serba salah.
- Ana Bupati saka wong sing asor imane—Ada raja berasal orang beriman rendah.
- Patihe kepala judhi—Maha menterinya benggol judi
- Wong sing atine suci dibenci—Yang berhati suci dibenci
- Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat—Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
- Pemerasan saya ndadra—Pemerasan merajalela.
- Maling lungguh wetenge mblenduk — Pencuri duduk berperut gendut.
- Pitik angrem saduwure pikulan—Ayam mengeram di atas pikulan.
- Maling wani nantang sing duwe omah—Pencuri menantang si empunya rumah.
- Begal pada ndhugal—Penyamun semakin kurang ajar.
- Rampok padha keplok-keplok—Perampok semua bersorak-sorai.
- Wong momong mitenah sing diemong—Si pengasuh memfitnah yang diasuh
- Wong jaga nyolong sing dijaga—Si penjaga mencuri yang dijaga.
- Wong njamin njaluk dijamin—Si penjamin minta dijamin.
- Akeh wong mendem donga—Banyak orang mabuk doa.
- Kana-kene rebutan unggul—Di mana-mana berebut menang.
- Angkara murka ngombro-ombro—Angkara murka menjadi-jadi.
- Agama ditantang—Agama ditantang.
- Akeh wong angkara murka—Banyak orang angkara murka.
- Nggedhekake duraka—Membesar-besarkan durhaka.
- Ukum agama dilanggar—Hukum agama dilanggar.
- Prikamanungsan di-iles-iles—Perikemanusiaan diinjak-injak.
- Kasusilan ditinggal—Tata susila diabaikan
- Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi—Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
- Wong cilik akeh sing kepencil—Rakyat kecil banyak tersingkir.
- Amarga dadi korbane si jahat sing jajil—Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
- Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit—Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
- duwe prajurit—Dan punya prajurit.
- Negarane ambane saprawolon—Lebar negeri seperdelapan dunia.
- Tukang mangan suap saya ndadra—Pemakan suap semakin merajalela.
- Wong jahat ditampa—Orang jahat diterima.
- Wong suci dibenci—Orang suci dibenci.
- Timah dianggep perak—Timah dianggap perak.
- Emas diarani tembaga—Emas dibilang tembaga
- Dandang dikandakake kuntul—Gagak disebut bangau.
- Wong dosa sentosa—Orang berdosa sentosa.
- Wong cilik disalahake—Rakyat jelata dipersalahkan.
- Wong nganggur kesungkur—Si penganggur tersungkur.
- Wong sregep krungkep—Si tekun terjerembab.
- Wong nyengit kesengit—Orang busuk hati dibenci.
- Buruh mangluh—Buruh menangis.
- Wong sugih krasa wedi—Orang kaya ketakutan.
- Wong wedi dadi priyayi—Orang takut jadi priyayi.
- Senenge wong jahat—Berbahagialah si jahat.
- Susahe wong cilik—Bersusahlah rakyat kecil.
- Akeh wong dakwa dinakwa—Banyak orang saling tuduh.
- Tindake manungsa saya kuciwa—Ulah manusia semakin tercela.
- Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi—Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
- Wong Jawa kari separo—Orang Jawa tinggal separo.
- Landa-Cina kari sejodho — Belanda-Cina tinggal sepasang.
- Akeh wong ijir, akeh wong cethil—Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
- Sing eman ora keduman—Si hemat tidak mendapat bagian.
- Sing keduman ora eman—Yang mendapat bagian tidak berhemat.
- Akeh wong mbambung—Banyak orang berulah dungu.
- Akeh wong limbung—Banyak orang limbung.
- Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman teka—Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SEMANGAT PAGI....SUKSES Untuk SEMUA
JIKA ANDA PIKIR BISA PASTI BISA..!
Maaf apabila dalam pengambilan GAMBAR dirasa VULGAR
(Gambaran ini Hanyalah FAKTA sesuai dengan ASLINYA)
dan TIDAK Mutlak untuk diperdebatkan......................!!!
AKU CINTA NUSANTARAKU