P#2 URUT-URUTAN PERNIKAHAN ADAT JAWASAMPAI DENGAN BOYONG PENGANTEN (NGUNDUH)
PERNIKAHAN ADAT JAWA
Budaya tanah Jawa masih menyimpan sejuta keindahan dan keagungan yang tetap dipegang teguh oleh masyarakatnya. Hal ini bisa dilihat dalam upacara pernikahan yang penuh makna dan unik. Beragam tradisi dan tata cara pernikahan menjadi bagian dari adat masing-masing wilayah.
Berikut prosesi pernikahan adat Jawa Solo yang umum dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya, yang kami paparkan dalam 5 babak.
BABAK 1
PEMBICARAAN
Tahapan ini intinya mencakup tahap pembicaraan pertama sampai tingkat melamar.
Kronologis ketemu jodoh pada orang Jawa dahulu ,biasanya melalui cara yang disebut :
- Babat alas artinya membuka hutan untuk merintis membuat lahan. Dalam hal babat alas ini orangtua pemuda merintis seorang congkok untuk mengetahui apakah si gadis sudah mempunyai calon atau belum. Istilah umumnya disebut nakokake artinya menanyakan
- Kalau sang pemuda belum kenal dengan sang gadis, maka adanya upacara nontoni
- Yaitu sang pemuda diajak keluarganya datang ke rumah sang gadis, pada saat pemuda pemuda itu diajak/ diberi kesempatan untuk nontoni sang gadis pilihan orang tuanya
a. Congkog
Seorang perwakilan/duta diutus untuk menanyakan dan mencari informasi tentang kondisi dan situasi calon besan yang putrinya akan dilamar. Tugas duta yang utama ialah menanyakan status calon mempelai perempuan, masih sendiri atau sudah ada pihak yang mengikat.
b. Salar
Jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada acara Salar yang dilaksanakan oleh seorang duta, baik oleh duta yang pertama atau orang lain.
c. Nontoni
Setelah lampu hijau diberikan oleh calon besan kepada calon mempelai pria, maka orang tua, keluarga besar beserta calon mempelai pria datang berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk saling "dipertontonkan". Dalam kesempatan ini orang tua dapat membaca kepribadian, bentuk fisik, raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya dari si calon menantu.
Bila cocok artinya saling setuju, kemudian disusul dengan upacara nglamar atau meminang. Dalam upacara nglamar, keluarga pihak sang pemuda menyerahkan barang kepada pihak sang gadis sebagai peningset yang terdiri dari pakaian lengkap, dalam bahasa Jawanya sandangan sapangadek.
d. Nglamar
Utusan dari orangtua calon mempelai pria datang melamar pada hari yang telah ditetapkan. Biasanya sekaligus menentukan waktu hari pernikahan dan kapan dilakukan rangkaian upacara pernikahan.
Tuladha serat panglamar
(dari pihak Lelaki ke pihak Perempuan)
Serat sinartan pamuji raharja saha salam taklim kula pun……. Kekalih, katur panjenenganipun raka mas……….. sekaliyan, ingkang pidalem wonten ing tlatah………
Saksampunipun kados menika, nuwun wiyosipun sakderengipun kula ngaturaken punapa ingkang dados raosing manah kula, langkung rumiyin kula nyuwun agenging pangaksama.
Nuwun, awit saking ketaman ing pamothahipun anak kula jaler nama pun………….. anggenipun kayungyun dhateng putra putrid panjenengan nama pun Rara…………….. ingkang saklajengipun dados entering ciptanipun, pramila kula kamipurun ambabaraken karenteging manah kula kekalih dhateng panjenengan sekaliyan.
Ingkang meniko, kabekta awrating tiyang anak-anak menawi wonten sarjungin penggalih saha sinembadan dening pangayubagyaning para waris. Punapa dene tinakdir dening Gusti Alloh SWT dados jodhonipun, sarta manawi putra panjenengan taksih lamban lan dereng gadhah pacangan, kula suwun dadoso jatu kramaning anak kula pun…………… salami-laminipun.
Wasana panyuwun kula kekalih ing panjenengan sekaliyan, mugi wonten keparingipun ananggapi sarta animbangi anggen kula sumedya bebesanan.
Tanggal, …………………….
Salam taklim kula kekalih
……………………………..
Tuladah serat wangsulan panglamar
(dari pihak Perempuan ke pihak Lelaki)
Serat rinoban pudyastuti saha salam taklim kula pun kekalih katur ing ngarsanipun bapak…….. ingkang pidalem ing……
Asslamu’alaikum Wr.Wb.
Nuwun.
Awiyosanipun, kula sampun nampi paring penjenengan serat katiti mangsan tanggal….. babagan isi sarta suraosipun sadaya sampun kula mangertosi.
Menggah kepareng panjenengan sekaliyan angempalaken balung pisah, sumedya bebesanan kaliyan kula kekalih kanthi mundhut anak kula estri nama…… panjenengan jatukramakaken kaliyan putra panjengangn bagus….. kula mboten kawratan.
Mugi Gusti Alloh SWT tansah paring tulus widadaning sedya panjenengan wau, lestantun ing salami-laminipun, dene kawontenanipun anak kula pancen taksih lamban dereng gadhah pacangan,
Wasana mugi andadosna ing kawuningan saha kula hangaturaken gunging panuwun.
Nuwun
Wassalmau’alaikum Wr. Wb.
Tanggal, …………………….
Salam taklim kula kekalih
……………………………..
Lamaran
Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu diantara pria dan wanita yang akan menikah terkadang masih belum saling mengenal, jadi dalam hal ini orang tualah yang mencarikan jodoh dengan cara menanyakan kepada seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.
Upacara lamaran :
- Pada hari yang telah ditetapkan, datanglah utusan dari calon besan yaitu orang tua calon pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu yang lazim disebut Jodang ( tempat makanan dan lain sebagainya ) yang dipikul oleh empat orang pria.
- Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara lain: Jadah, wajik, rengginang dan sebagainya.
- Menurut naluri makanan tersebut mengandung makna sebagaimana sifat dari bahan baku ketan yang banyak glutennya sehingga lengket dan diharapkan kelak kedua pengantin dan antar besan tetap lengket (pliket,Jawa).
- Setelah lamaran diterima kemudian kedua belah pihak merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara peningsetan. Banyak keluarga Jawa masih melestarikan sistem pemilihan hari pasaran pancawaradalam menentukan hari baik untuk upacara peningsetan dan hari ijab pernikahan.
BABAK 2
TAHAP KESAKSIAN
Setelah melalui tahapan pembicaraan, dilaksanakanlah peneguhan pembicaraan yang disaksikan pihak ketiga, seperti kerabat, tetangga, atau sesepuh.
a. Srah-srahan
Menjelang hari perkawinan diadakan upacara srah-srahan atau asok tukon yaitu pihak calon pengantin putra menyerahkan sejumlah hadiah perkawinan kepada keluarga pihak calon pengantin putri berupa hasil bumi, alat-alat rumah tangga, ternak dan kadang-kadang ditambah sejumlah uang.
b. Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar cincin oleh kedua calon mempelai.
c. Asok Tukon
Penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keluarga pengantin wanita.
d. Paseksen
Yaitu proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi acara ini adalah mereka yang hadir. Selain itu, juga ada pihak yang ditunjuk menjadi saksi secara khusus yang mendapat ucapan terima kasih yang dinamakan Tembaga Miring (berupa uang dari pihak calon besan).
e. Gethok Dina
Penentuan hari ijab kabul dan resepsi. Biasanya melibatkan seseorang yang ahli dalam memperhitungkan hari, tanggal, dan bulan yang baik atau kesepakatan dari kedua belah pihak saja.
Acara Peningsetan
Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset (Jawa) yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat.
Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri.
Menurut tradisi peningset terdiri dari :
Menurut keyakinan dan merupakan kepercayaan adat turun-temurun, jumlah hantaran ini harus ganjil, baik itu 5, 7, atau 9, tergantung selera dan budget tentunya.
Intinya, isi seserahan pengantin merupakan barang-barang kebutuhan sang pengantin wanita. Dan disesuaikan dengan kepantasan pemberian hantaran di keluarga masing-masing yang tentunya memiliki kepercayaan dan adat isitiadat masing-masing.
Adapun isi hantaran pernikahan tersebut biasanya mencakup :
- Seperangkat alat sholat : Mukena, sajadah, Al Quran, dan lainnya
- Pakaian : baju kantor, baju pesta,kebaya, atau lainnya
- Alat-alat perawatan tubuh : sabun, sampho, body lotion, bedak, parfum dan lainnya.
- Make-up : lipstik, eye shadow, dan lainnya
- Sepatu/ sandal
- Pakaian dalam dan baju tidur
- Perhiasan
Wajib (baca: umum-nya ada)
Sekunder (baca: tergantung kemampuan)
Ada baiknya barang-barang tersebut dikomunikasikan dengan calon istri agar nantinya bisa digunakan oleh istri, jangan sampai nanti tidak digunakan karena salah ukuran, dll. Lebih enak lagi kalo pengadaannya dilakukan dengan calon istri. Kegiatan pengadaan ini ada kemungkinan membutuhkan waktu yang lama, apalagi jika waktu anda terbatas.
Untuk menyambut kedatangan ini diiringi dengan gending Nala Ganjur (untuk daerah Jogja dan Surakartan). Biasanya penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama antara kedua pihak setelah upacara peningsetan.
- Seperangkat Alat sholat : mukena, sajadah, Al qur’an dll.
- Pakaian (jamuan) cpw : kain kebaya, kain batik (motif: sido mukti/ sido mulyo/ sido luhur/ sido asih), stagen, kerudung/jilbab, 1 set daleman, tas, sepatu.
- Besan (jamuan) : 1 set kain (motif: truntum*).
- Ibu-besan : kain batik dan kain mori putih (sebagai kain pemesing*).
- pelangkah* : 1 stel pakaian ; bisa ditanyakan agar yang diberi tidak kecewa.
- Uang yang lazim disebut tukon (imbalan) disesuaikan kemampuan ekonominya
- Jodang yang berisi : jadah, wajik, rengginan, gula, teh, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan
- Satu jenjang kelapa yang dipikul tersendiri
- Satu jodoh ayam hidup.
- Buah-Buahan : 2 buah jeruk gulung sbg lambang telah gemulung (bertekad bulat),
- Pisang ayu dan suruh ayu 1 tangkep; sbg lambang sedyo rahayu (sejahtera)
Sekunder (baca: tergantung kemampuan)
- Perhiasan emas: bisa digunakan untuk tabungan bagi istri.
- Perlengkapan mandi: handuk, sabun, shampoo, body lotion, dll.
- Perlengkapan rias: bedak, parfum, Manicure Set, dll.
- 1 set pakaian sehari-hari: 1 stel baju+bawahan formal + 1 set daleman + jilbab + sepatu formal + tas multi purpose.
- Pakaian (santai/ tidur): 1 stel baju tidur, 1 set daleman.
Ada baiknya barang-barang tersebut dikomunikasikan dengan calon istri agar nantinya bisa digunakan oleh istri, jangan sampai nanti tidak digunakan karena salah ukuran, dll. Lebih enak lagi kalo pengadaannya dilakukan dengan calon istri. Kegiatan pengadaan ini ada kemungkinan membutuhkan waktu yang lama, apalagi jika waktu anda terbatas.
- (motif: sido mukti/ sido mulyo/ sido luhur/ sido asih)
- Truntum : motif diambil dari kata tumaruntum atau bertumbuh, merupakan motif batik yang mesti dikenakan orang tua pasangan sehingga bisa memberi tuntunan dan nasihat.
- Pesingan : (kain pemesing : gantinya kain milik nenek ketika dulu kita masih digendong nenek dan ketika kita ompolin beliau)
- Pelangkah : jika pernikahan tersebut melangkahi kakak dari cpw – jumlah tergantung yang dilangkahi.
Motif batik truntum |
Motif batik Truntum
Motif batik truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III), bermakna cinta yang tumbuh kembali. Beliau menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama terasa semakin subur berkembang (tumaruntum).
Kain motif truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan.
Motif batik truntum |
Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumoruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk menuntun kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.
Motif batik Sido Asih
Kegunaan : Bebas
Filosofi : Pemakai akan disenangi (Jawa: ditresnani) oleh banyak orang.
Mengandung makna kemakmuran.
Demikianlah bagi orang Jawa, hidup yang didambakan selain keluhuran budi, ucapan, dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya dapat mencapai mukti atau makmur baik di dunia maupun di akhirat.
Orang hidup di dunia adalah mencari kemakmuran dan ketentraman lahir dan batin. Untuk mencapai kemakmuran dan ketentraman itu niscaya akan tercapai jika tanpa usaha dan kerja keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan. Namun untuk mencapai itu semua tentu tidaklah mudah. Setiap orang harus bisa mengendalikan hawa nafsu, mengurangi kesenangan, menggunjing tetangga, berbuat baik tanpa merugikan orang lain, dan sebagainya, agar dirinya merasa makmur lahir batin. Kehidupan untuk mencapai kemakmuran lahir dan batin itulah yang juga menjadi salah satu dambaan masyarakat Jawa dan tentu juga secara universal.
Motif batik Sido Mukti |
Kehidupan masyarakat Jawa banyak menggunakan simbol-simbol, termasuk pula dalam upacara daur hidup seperti mitoni. Masih banyak upacara-upacara lain yang menggunakan kain bermotif batik untuk perlengkapan upacara, seperti upacara ruwatan, upacara srah-srahan, upacara penobatan, upacara tolak bala, dan sebagainya.
Motif Sido-Mukti biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada acara perkawinan, dinamakan juga sebagai Sawitan(sepasang).
Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. jadi dapat disimpulkan motif ini melambangka harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan unuk kedua mempelai.
Di dalam kain batik sidomukti ini juga terdiri dari beberapa motif, diantaranya yang terpenting dan yang utama adalah motif ukel (bentuknya seperti huruf koma), semakin kecil ukelnya maka semakin tinggi mutu seninya. Selain itu, kain ini dihias dengan kotak-kotak yang bergambar kupu-kupu dan semacam kereta pengantin yang ditandu dengan bahu. Makna yang terkandung dari kain batik sidomukti adalah agar kedua pasangan pengantin tersebut bisa mukti, yaitu kebahagiaan yang sempurna yakni kebahagiaan lahir batin.
Motif Bledak Sidoluhur Latar Putih
Kegunaan : Upacara Mitoni ( Upacara Masa 7 Bulan bagi Pengantin Putri saat hamil pertama kali)
Filosofi : Yang menggunakan selalu dalam keadaan gembira.
Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.
Motif Batik Sidomulyo
Bermakna dharma, kemakmuran dan melindungi buminya. Begini bentuk Modern Batik dengan Motif Sido Mulyo
Sido Mulyo Semen
Sido berarti terus-menerus, sedangkan mulyo berarti kecukupan dan kemakmuran. Diharapkan yang memakai batik ini diberikan kecukupan dan kemakmuran.
Susunan acara yang biasa dilakukan ketika acara lamaran berlangsung :
- Diawali dengan kedatangan rombongan keluarga pria ke rumah wanita.
- Pembukaan acara oleh MC atau pembawa acara.
- Mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan rombongan keluarga pria yang biasanya diwakilkan oleh utusan yang sudah ditunjuk.
- Kemudian dari pihak keluarga wanita akan memberikan sambutan penerimaan sebagai tanda bahwa pihak keluarga menyambut baik rencana lamaran dari pihak pria.
- Penyerahan secara simbolis hantaran lamaran dari ibu sangan pria kepada ibu sang wanita. Setelah tiu, sebagai tanda betapa besar cinta kasih keluarga sang wanita kepada pria maka diserahkan pula tanda cinta kasih balasan yang bisa berupa seperangkat pakaian pria atau jenis lain yang sudah disepakati sebelumnya.
- Apabila akan diadakan acara pemasangan cincin maka ibu sang pria akan memasangkan cincin kepada wanita dan sebaliknya, dari ibu sang wanita kepada pria. Namun, acara ini juga dapat ditiadakan apabila anda menginginkan pemasangan cincin akan langsung dilakukan pada waktu acara akad nikah. Semua bergantung dari pembicaraan internal antara keluarga anda dan keluarga calon pasangan anda.
- Perkenaan keluarga masing-masing, yang biasanya diawali oleh keluarga pihak pria baru kemudian keluarga pihak wanita.
- Penutupan ole MC atau pembawa acara yang diteruskan dengan doa bersama, bertujuan agar segala sesuatu yang telah anda berdua rencanakan dapat berjalan dengan lancar.
- Acara ramah-tamah yang biasanya diisi dengan makan bersama yang sebelumnya telah disiapkan.
Atur Pambuka Panata Cara Pasrah Panampining Lamaran
Atur Pambuka Panata Cara Pasrah Panampining Lamaran
Bismillah hirrohman nirrohim
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Panjenenganipun para pepundhen, para sesepuh, para pinisepuh ingkang hanggung mastuti dhumateng pepayoning kautaman, ingkang pantes pinundhi, para duta saraya saking kadang besan sutresna ingkang pantes kinurmatan, para lenggah kakung putrid, kadang wredha mudha ingkang winantu suka basuki..
Mradapa keparengipun Bp. …………………… sekalihan sumrambah para kulawangsa ing kelenggahan punika, kula piniji pinangka pambicara wontenipun upacara pasrah panampining upakarti miwah lamaran pinangka jejangkeping tata cara salaki rabi.
Namung sakderengipun kula ngaturaken urut reroncening adi cara ingkang sampun karakit dening para kulawarga, cundhuk kalihan kuncaraning bangsa ingkang linambaran agunging Pancasila, sumangga nun kula dherekaken ngaturaken puji syukur wonten ngarsa dalem Allah ingkang Maha Agung, karana ageng barokah saha rohmat ingkang sampun kaparingaken dhumateng panjenengan sadaya dalasan kula.
Sinawung raos syukur ing ngajeng, mugi lampahing adi cara pasrah panampi lamaran saha upakarti pinangka jejangkeping pala karma tansah pinaringan rahayu tebih ing sambekala.
Nun inggih para lenggah ingkang sinuba ing pakurmatan, keparenga panata cara murwani lekasing sedya ingkang punika enggal badhe binuka lampahing adi cara ingkang rinamtam para kulawangsa.
Nun inggih :
Tinarbuka atur pambagyaharjo saking ingkang hamengku gati dening tetuwangga ingkang sampun paniji.
Atur panampi dening tetuwangga ingkang pinangka sulih saliranipun Bp. ……………… ingkang mengku gati. Kaleksananing adi cara liru kalpika (menawi wonten). Tanggap wacana sawatawis saking pinisepuh pinangka tumuju dhumateng kasaenan (menawi wonten).
Paripurnaning sedya hambok bilih ing mangke wonten pratandha saking kulawarga minangka paran para.
Mekaten para tamu saha para lenggah urut reroncening tata adi cara pasarah lamaran ingkang sinanggit dening para kulawarga, kasuwun wontena suka lilaning penggalih para lenggah tansah hanjenengi ngantos dumugi purnaning gati.
Nuwun, nwun, matur nuwun.
Kumpulan tuladha lengkapnya dapat diunduh dibawah ini :
Menghayati Arti Mahar dan Peningsetan
Setiap calon mempelai pengantin Jawa pasti menyadari betul makna filosofi hantaran (peningset). Kini hantaran bisa dibuat sebagus, secantik, dan semenarik mungkin. Dalam tata upacara pernikahan pernikahan adat Jawa, ada beberapa upacara adat yang diselenggarakan, seperti lamaran, upacara peningsetan hingga akad nikah. Peningsetan atau yang lazim disebut seserahan sudah menjadi bagian yang umum dalam rangkaian pernikahan di Indonesia. Seserahan yang dulu tidak wajib hukumnya, kini sudah mengakar budaya dan menjadi bagian dari prosesi pernikahan.
Menghayati Arti Mahar dan Peningsetan
Peningset atau serah-serahan adalah pemberian dari pihak mempelai pria. Berasal dari kata singset yang artinya ”mengikat”, peningset berarti hadiah yang menjadi pengikat hati antara dua keluarga. Secara adat Jawa, peningset biasanya terdiri atas: satu set daun sirih yang disebut Suruh Ayu, beberapa helai kain jarik dengan motif batik yang berbeda, kain bahan untuk kebaya, ikat pinggang tradisional yang disebut stagen, buah-buahan (terutama pisang), sembako (beras, ketan, gula, garam, minyak goreng, bumbu dapur), satu set cincin nikah, dan sejumlah uang sebagai sumbangsih dari pihak mempelai pria.
Seserahan merupakan simbolik dari pihak pria sebagai bentuk tanggung jawab ke pihak keluarga, terutama orangtua calon pengantin perempuan. Untuk adat istiadat di Jawa biasanya seserahan diberikan pada saat malam sebelum akad nikah pada acara midodareni untuk adat Jawa. Tetapi ada juga yang melakukan seserahan pada saat acara pernikahan. Sekarang, hantaran (peningset) pun bisa ditampilkan dengan lebih kreatif.
Meskipun mahar dan peningset menjadi tanggung jawab mempelai pria, bukan berarti hal ini nggak bisa didiskusikan berdua. Bicarakan apa yang menjadi ganjalan, sebisa mungkin cari solusi yang nggak memberatkan calon suami. Kalau terlalu merepotkan, ada baiknya jumlah dan jenis peningset dikurangi. Sesuaikan dengan kemampuan, jangan malah jadi masalah. Cari yang praktisnya aja, jangan mensyaratkan macam-macam.
Tentang kapan peningset ini diserahkan, menurut adat jawa biasanya diberikan pada malam hari sebelum acara pernikahan. Walau pihak pengantin tidak mengadakan malam midodaren, tapi tetap saja pada malam hari sebelum hari pernikahan diadakan acara silaturahmi, dimana pihak CPP datang ke rumah pihak CPW. Hal ini bertujuan selain untuk menjalin silaturahmi, sekaligus menunjukkan kepada keluarga CPW kalau CPP masih “ada” (nggak kabur) dan masih berniat untuk menikahi CPW. Begitu juga untuk keluarga CPP. Karena sifatnya yang menjadi non formal dan memang bukan malam midodaren, maka tidak diadakan persiapan khusus.
Peningset tidak sama dengan mahar karena mahar adalah sesuatu pemberian suami atas permintaan istrinya, dan merupakan syarat sah pernikahan. Mahar tidak memiliki ketentuan harus dalam bentuk apa dan berapa jumlahnya, tetapi ada ajaran dari Rasulullah SAW yang menganjurkan untuk tidak berlebihan dalam menentukan mahar, karena dikhawatirkan akan memberatkan calon suami.
Khusus untuk mahar, disunnahkan yang bermanfaat, ringan, sederhana, dan tidak berlebihan. Hal ini demi kemudahan pernikahan. Rasulullah SAW telah bersabda yang diriwayatkan dari Uqbah bin Amir RA: ”Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah”. Mahar akan disebutkan dan diberikan pada prosesi ijab qobul.
Para wali tidak boleh menetapkan syarat uang atau harta (kepada pihak lelaki) untuk diri mereka, sebab mereka tidak mempunyai hak dalam hal ini, ini adalah hak perempuan (calon istri) semata, kecuali ayah. Ayah boleh meminta syarat kepada calon menantu sesuatu yang tidak merugikan putrinya dan tidak mengganggu pernikahannya. Jika ayah tidak meminta persyaratan seperti itu, maka itu lebih baik dan utama.
Mahar adalah hak murni wanita, dan dalam perkawinan harus ada pemberian harta dari pihak laki-laki terhadap wanita sebagai mahar, adapun jenis dan kadar mahar berbeda-beda sesuai dengan kemampuan. Bentuk atau kadar mahar dalam proses pernikahan, dan keumuman di kalangan kita mahar itu lebih sering disebut dengan ‘maskawin’, dikarenakan keumuman mahar yang sering diberikan adalah sesuatu yang terbuat dari emas, seperti cincin, gelang atau kalung, sehingga disebutlah ‘maskawin yang artinya emas untuk kawin’, akan tetapi istilah ‘maskawin’ untuk sekarang ini menjadi salah kaprah, disebabkan banyak orang yang memberikan ‘maskawin’ berupa seperangkat alat untuk shalat atau berupa uang, sehingga arti dan maksud ‘maskawin’ menjadi tidak relevan dan tidak nyambung lagi. Untuk itu, hendaknya kita yang sudah paham mengembalikan istilah ‘maskawin’ kepada nama yang sebenarnya yaitu ‘Mahar’.
Menghayati arti mahar dan peningset pernikahan yang sesungguhnya mengandung makna sangat mendalam dan tidak sekadar mengukur materialnya. Kesungguhan mempelai pria dalam memberikan peningset (dalam kemampuannya) menyiratkan penghargaannya yang tinggi kepada calon mempelai wanita dan juga kedua orang tuanya. Orang tua mempelai wanita juga akan mendapatkan kesan mendalam, betapa calon mantunya berupaya memberikan penghargaan yang tinggi terhadap anaknya, dalam ketulusan dan wujud terbaik yang bisa diusahakan calon mantunya. Kesan pertama yang setidaknya dapat memberikan kepercayaan bahwa anak gadisnya nanti akan diperlakukan dengan baik. ////Sumber///
Berlanjut ke :
Sudah menjadi SALAH KAPRAH. Pelaksanaan PANGGIH dengan IJAB.
BalasHapusKebanyakan tulisan mengatakan acara panggih HARUS DILAKSANAKAN setelah acara IJAB. Coba kita bertanya MENGAPA …. ???? inilah karena kita mencampuradukkan antara pernikahan ADAT dengan pernikahan AGAMA.
Harusnya TIDAK BOLEH begitu. PERNIKAHAN AGAMA itu sifatnya HARUS MENGESAHKAN terjadinya PERNIKAHAN ADAT. Bukan sebaliknya.
Apa sebenarnya yang terjadi manakala IJAB dulu baru PANGGIH. Yang terjadi adalah SELURUH rangkaian acara mulai dari pemasangan BLEKETEPE sampai dengan Malam Midodareni …. menjadi GUGUR MAKNANYA … karena SEBELUM acara PANGGIH, kedua calon Pengantin SUDAH HARUS KETEMU DULU …. untuk kepentingan ACARA IJAB.
Kalau kita mau melaksanakan secara benar, seharusnya acara PANGGIH dilaksanakan dahulu, kemudian baru DISAHKAN SECARA AGAMA dengan proses IJAB KABUL, atau Penerimaan Sakramen Perkawinan, atau acara keagamaan lainnya yang sifatnya MENGESAHKAN rangkaian acara ADAT tersebut. Setelah SAH baru RESEPSI.
Dengan demikian, Makna acara adat secara LENGKAP terpenuhi, dan PENGESAHAN SECARA AGAMA juga terpenuhi.
Demikian semoga para Juru Paes memahami peran AGAMA sebagai YANG MENGESAHKAN PERNIKAHAN TERSEBUT, tanpa mengurangi MAKNA LUHUR RANGKAIAN UPACARA ADAT yang Adi Luhung warisan Leluhur kita.
Acara panggih itu apakah posisi sudah di resepsi undangan atau bagaimana.
BalasHapus